Kamis 24 Jul 2025 14:54 WIB

PPDS Anestesi Unpad di RSHS Bandung Kembali Diaktifkan

Residensi dokter Anestesi Unpad kembali jalan, Kemenkes minta kejadian tak terulang.

Red: Friska Yolandha
Polda Jawa Barat merilis tersangka PAP dokter residen PPDS yang memerkosa keluarga pasien di lantai 7 RSHS Bandung, Rabu (9/4/2025).
Foto: M Fauzi Ridwan
Polda Jawa Barat merilis tersangka PAP dokter residen PPDS yang memerkosa keluarga pasien di lantai 7 RSHS Bandung, Rabu (9/4/2025).

REJABAR.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaktifkan kembali Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Padjadjaran (Unpad) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Sebelumnya, program residensi dihentikan menyusul kasus yang terjadi.

“Kemenkes dan Kemendikbudristek sepakat untuk memulai kembali program residensi Prodi Anestesi di RSHS. Kemenkes tidak pernah menghentikan program studi, yang dihentikan sementara adalah kegiatan residensinya,” kata Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes, Azhar Jaya, di Bandung, Kamis (24/7/2025).

Baca Juga

Azhar menjelaskan, program tersebut sempat dihentikan sementara menyusul kasus pemerkosaan yang melibatkan seorang dokter residen, Priguna Anugerah Pratama, terhadap pasien dan keluarga pasien di RSHS pada Maret 2025.

"Keputusan penghentian bersifat sementara guna memberi waktu bagi pihak RSHS dan Fakultas Kedokteran Unpad untuk melakukan evaluasi dan perbaikan menyeluruh," ujarnya.

Menurut dia, kasus kekerasan seksual yang terjadi beberapa waktu lalu telah mencoreng profesi kedokteran dan dunia layanan kesehatan secara umum.

Oleh karena itu, kata dia, diperlukan perbaikan sistem yang komprehensif sebelum program dijalankan kembali.

“Hari ini, berdasarkan hasil evaluasi Inspektorat Jenderal Kemenkes dan Kemendikbudristek disimpulkan bahwa RSHS dan FK Unpad telah memenuhi seluruh kewajiban perbaikannya,” ujarnya.

Ia mengatakan, perbaikan dilakukan mencakup sistem manajemen, tata kelola SOP, hingga sistem penerimaan dan penilaian peserta residensi. Langkah ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pasien serta mencegah kejadian serupa terulang.

“Harapan kami, insiden yang memalukan tersebut tidak terjadi lagi. Pasien dan masyarakat harus merasa aman saat mendapatkan pelayanan kesehatan,” ujarnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Zahrotur Rusyda Biduan, menambahkan bahwa pihak kampus bersama RSHS telah menindaklanjuti 17 poin evaluasi, termasuk perbaikan pada sistem seleksi calon residen.

“Sebanyak 11 poin sudah kami selesaikan dari sisi Unpad, dan 17 poin lainnya dilakukan bersama. Masih ada dua poin yang sedang dalam proses penyelesaian dan akan kami sosialisasikan kepada seluruh SDM yang terlibat,” kata Zahrotur.

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement