REJABAR.CO.ID, INDRAMAYU -- Bencana rob atau banjir akibat gelombang pasang air laut dan kondisi abrasi telah menghancurkan kegiatan pariwisata di Pantai Karangsong, Kabupaten Indramayu. Tak hanya membuat jumlah wisatawan anjlok, kondisi itu juga berimbas pada ekonomi warga yang menggantungkan hidupnya dari berjualan di pantai tersebut.
Sebelum tahun 2020, ada sekitar 50 warung yang berjualan di pinggir pantai tersebut. Namun berdasarkan pantauan Republika pada Rabu (25/6/2025), hanya tersisa dua warung yang masih buka.
Sedangkan puluhan warung lainnya, terlihat tutup dan terbengkalai. Warung-warung itu rusak karena lama ditinggalkan oleh para pemiliknya.
Selain berimbas pada pemilik warung, sepinya pengunjung di Pantai Karangsong juga membuat pedagang makanan keliling jadi merana. Salah satunya Eni (50), pedagang asal Lamarantarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, yang setiap hari berjualan gorengan keliling di pantai tersebut.
Eni mengatakan, saat kondisi Pantai Karangsong ramai, omset jualannya bisa mencapai Rp 500 ribu per hari. Namun saat ini, omsetnya hanya Rp 200 ribu per hari. "Itupun saya jualannya keliling ke para nelayan di TPI (tempat pelelangan ikan) Karangsong. Soalnya kalau hanya mengandalkan jualan di pantai saja sih sepi," ujar Eni, saat ditemui Republika sedang duduk termenung di pinggir pantai Karangsong, Rabu (25/6/2025) sore.
Eni mengungkapkan, meski telah berjualan keliling ke para nelayan, gorengan yang dijualnya kerap tak habis. Akibatnya, bukannya meraup untung, namun modal yang dikeluarkan pun tak bisa kembali.
Menurut Eni, saat dulu Pantai Karangsong ramai didatangi wisatawan, gorengan yang dijualnya laris manis hingga ia pun bisa membiayai anak sulungnya kuliah di salah satu sekolah tinggi di Kabupaten Indramayu sampai lulus. Namun saat ini, jualan gorengannya bahkan sering tak habis dan terpaksa dibawa pulang lagi untuk dimakan sendiri. "Dulu bisa nguliahin anak. Sekarang mah boro-boro," kata Eni dengan suara tercekat dan air mata yang mulai menetes.
Apalagi, saat ini suami Eni sedang sakit dan tidak bisa lagi bekerja. Karena itu, pemenuhan kebutuhan hidup mereka bertumpu pada hasil jualan gorengannya setiap hari. Eni juga mempunyai dua anak yang duduk di bangku SMP dan SD. Ia berharap, kelak bisa membiayai kedua anaknya kuliah seperti yang dilakukannya pada anak sulungnya.
Untuk itu, Eni berharap agar rob dan abrasi di Pantai Karangsong segera diatasi. Dengan demikian, banyak wisatawan yang datang dan bisa menggeliatkan kembali kehidupan perekonomian warga.