REJABAR.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan dai Dewan Dakwah pimpinan Ustadz Almizan langsung bergerak cepat mendatangi tokoh masyarakat di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Pergerakan ini dilakukan karena ada beberapa tokoh di wilayah tersebut murtad keluar dari agama Islam karena terbentur masalah ekonomi.
"Kondisi 50 persen masyarakat muslim masih rawan terjadi pemurtadan. Ini menjadi tantangan dakwah bagi para da’i di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Bahkan, ada tokoh masyarakat yang keluar dari agama Islam karena lemahnya iman," kata Ustadz Almizan kepada Republika, Selasa (7/3/2023).
Ustadz Almizan mengatakan, untuk mencegah pemurtadan yang lebih lanjut, pihaknya mengajak para mahasiswa binaan Laznas Dewan Dakwah terlibat aktif silaturahmi dan memberikan bantuan kepada masyarakat setempat. Tidak dipungkiri kefakiran ini mendekatkan kepada kekufuran.
"Kami dai pengabdian yang mendapatkan amanah dari donatur LAZNAS Dewan Dakwah bertugas di Sambas membimbing para mahasiswa Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, berupaya untuk melakukan pencegahan adanya pemurtadan warga muslim," katanya.
Almizan mengatakan, pada akhir Januari yang lalu, dia telah mengajak para mahasiswa ADI untuk melakukan safari dakwah sekaligus berbagi bahan pangan kepada masyarakat di Desa Bukit Segoler, Dusun Baru, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kegiatan ini sebagai bupaya menyapa dan menyambung silaturahmi bersama masyarakat.
"Kita berharap gerak silaturahmi dan berbagi ini bisa mebentengi iman dan akidah masyarakat setempat," katanya.
ADI merupakan program Dewan Dakwah dalam bidang kaderisasi guru ngaji sebagai wujud dari adanya kerisauan kondisi umat di perbatasan dan pedalaman. Setelah lulus dari ADI, mereka melanjutkan ke Sekolah Tinggi Ilmu Muhammad Natsir. Akhir September 2022 lalu telah di lakukan mewisuda serentak 600 mahasiswa di 28 kota.