“Memang kita ke sini ingin mendapat ilmu, selain meningkatkan ibadah. Jadi, memang program iktikaf ini semakin baik dan bagus dan peminatnya semakin banyak karena kajian ilmunya lebih banyak dan jamaah tidak hanya beribadah mandiri saja, tapi juga mendapat banyak ilmu,” ujar Murni kepada Republika.
Pensiunan asal Dago itu melakukan iktikaf bersama anak dan cucunya. Menurut Murni, lingkungan masjid yang luas dan nyaman untuk anak-anak membuat cucunya betah.
“Walaupun tidak disediakan makan iftar dan sahur, tapi tidak masalah karena makanan berlimpah di sini. Banyak jamaah yang ingin kasih cuma-cuma dan memang lebih banyak yang ingin sedekah dibanding yang ambil,” ujar Murni.
Murni memperkirakan jamaah yang melakukan iktikaf pada bulan Ramadhan ini di Masjid Raya Habiburrahman akan terus bertambah. Khususnya pada malam-malam ganjil.
“Tahun ini, di hari pertama, awalnya hanya dua per tiga saja yang terisi. Lalu hari kedua sudah hampir penuh. Kemungkinan bisa sama ramainya seperti masa sebelum pandemi, bahkan mungkin akan lebih ramai,” kata Murni.