REJABAR.CO.ID, GARUT -- Seorang bayi berusia tiga bulan di Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, didiagnosis mengalami gagal tumbuh. Pasalnya, bayi itu mengalami penurunan berat badan secara drastis dari 3,3 kilogram saat lahir menjadi 2,6 kilogram.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Didit Fajar Putradi, mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut akan memberikan jaminan kepada bayi yang didiagnosa alami gagal tumbuh tersebut. Artinya, seluruh biaya penanganan bayi itu akan ditanggung dari pemerintah.
"Saat ini tengah dilakukan perawatan yang kedua bagi bayi tersebut. Perawatan pertama telah dilaksanakan pada tanggal 12-18 April 2023, setelah itu dilakukan perawatan kembali dari mulai tanggal 21 April 2023 hingga sekarang," kata dia melalui siaran pers, Kamis (27/4/2023).
Didit menjelaskan, penanganan bayi itu akan dilakukan secara khusus. Pihaknya juga akan memberikan susu untuk membantu kecukupan gizi bayi tersebut.
Kepala Kelompok Staf Medis (KSM) Anak, sekaligus penanggung jawab pasien, dr Mustakim mengungkapkan, pihaknya menerima pasien pertama kali pada 12 April 2023. Ketika itu, kondisi bayi itu dalam keadaan dehidrasi serta mengalami gagal tumbuh.
Setelah menerima pasien tersebut, pihaknya melakukan upaya untuk menstabilkan kondisi bayi. Namun, bayi tersebut muntah ketika tubuhnya menerima asupan susu. Diduga, bayi itu alergi terhadap susu sapi maupun susu zoya. Sementara ibu bayi itu tak bisa memproduksi ASI.
"Jadi harus diberikan susu khusus, susu untuk keperluan gizi khusus ini memang terdiri dari asam amino saja. Kalau istilahnya protein dalam susu itu sudah dipecah-pecah, sehingga dia bisa ditolerir oleh tubuhnya," kata dr Mustakim.
Menurut dia, kondisi bayi itu makin mengalami perbaikan setelah menjalani perawatan. Berat badan bayi itu pun kembali naik menjadi 3,2 kilogram.
Direktur RSUD dr Slamet Kabupaten Garut, Husodo Dewo Adi mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya untuk menyetabilkan kondisi bayi. Selain memberikan susu, pihaknya juga memasang infus guna memperbaiki cairan tubuh bayi itu.
"Ya kita tinjau perkembangannya, kalau sudah tidak ada mual muntah ini kondisinya stabil hingga tiga hari lagi, ini sudah bisa pulang," ujar dia.