REJABAR.CO.ID, INDRAMAYU -- Peringatan Hari Kartini tahun ini dijadikan momentum untuk mewujudkan visi Indramayu Bermartabat. Kini, program unggulan seperti Perempuan Berdikari (Pe-Ri) dan program unggulannya lainnya mulai dirasakan masyarakat.
Koordinator Program Pe-Ri Herrsi Pramanik Suwita menjelaskan, selain untuk meningkatkan taraf hidup dan perekonomian, Program Pe-Ri juga diharapkan menjadikan pemerempuan purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) dapat berdiri sendiri melalui wirausaha, sehingga tidak ada niatan lagi untuk keluar negeri.
Herrsi menyatakan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan stakeholder terkait. Dia antaranya Dinas Kesehatan dan Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian. Tujuannya, agar izin usaha dan pengemasan produk, termasuk jaminan mutu produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.
Sementara untuk pemodalan, pihaknya bekerja sama dengan Bank BJB. Peserta program diberikan pinjaman modal tanpa agunan. ‘’Kami bermitra dengan berbagai pihak guna mendukung keberlangsungan program ini,’’ ujar Herrsi.
Kata Herrsi, produk yang dihasilkan dari program Pe-Ri itu tidak hanya dipasarkan secara lokal. Namun, produknya dipasarkan ke luar Kabupaten Indramayu. Dengan luasnya pemasaran, diharapkan membuat berbagai produk Pe-Ri dapat semakin dikenal sehingga meningkatkan produksi dan perekonomian.
‘’Semoga produk Pe-Ri dapat terus dikenal dan makin berkembang, sehingga para purna PMI yang kami bina ini dapat betul-betul bisa mandiri,’’ tutur Herrsi.
Bupati Indramayu Nina Agustina menyampaikan, hadirnya program unggulan Pe-Ri merupakan salah satu bentuk perhatian Pemkab Indramayu terhadap perempuan purna PMI. Dalam program itu, pihaknya memberikan keterampilan dan modal sehingga para purna PMI dapat memiliki pekerjaan dan penghasilan di Tanah Air.
‘’Ini merupakan bentuk perhatian kami, agar purna PMI dapat tetap memiliki pekerjaan usai bekerja di luar negeri,’’ kata Nina. Upaya itu, tegas dia, akan berdampak pada peningkatan perekonomian warga Indramayu.
Kata Nina, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat telah merilis angka kemiskinan di Kabupaten Indramayu yang berangsur turun selama setahun terakhir. Berdasarkan data yang dirilis BPS Jabar, angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Indramayu pada 2021 mencapai 75.820 jiwa. Pada 2022, angkanya mengalami penurunan menjadi 53.050 jiwa.
Kondisi menurunnya angka kemiskinan yang cukup signifikan ini merupakan buah kerja seluruh lapisan masyarakat dan stakeholder yang ada di Kabupaten Indramayu. ‘’Sejumlah program dan terobosan seperti penguatan ketahanan pangan, peningkatan ekonomi dan UMKM, cukup memberi andil atas penurunan angka kemiskinan tersebut,’’ kata Nina.
Penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Indramayu secara konkret terjadi mulai era Bupati Indramayu Nina Agustina. Sebelumnya, jumlah penduduk miskin Indramayu tahun 2020 mengalami peningkatan yaitu sekitar 220,31 ribu jiwa (12,70 persen). Hal itu terjadi akibat dampak pandemi Covid 19 berlaku nasional.
Pada fase pemulihan dampak Covid-19 itulah, Pemkab Indramayu di bawah kepemimpinan Nina merumuskan skenario yang tepat. Upaya itu pun berhasil, sehingga Pemkab Indramayu mampu menurunkan kemiskinan ekstrem mulai tahun 2021 hingga 2022 lalu.
Nina menyebut, penurunan angka kemiskinan itu tidak terlepas dari adanya intervensi Pemkab Indramayu terhadap penyebab timbulnya kemiskinan. ‘’Kami berupaya agar perekonomian masyarakat bangkit, salah satunya melalui penguatan ketahanan pangan,’’ tambah Nina.
Langkah lainnya, yakni penguatan sektor ekonomi melalui kegiatan yang berbasis ketenagakerjaan, serta mendorong peningkatan usaha mikro kecil dan menengah. Secara faktual, upaya tersebut telah dilaksanakan melalui 10 program unggulan.
‘’10 program unggulan ternyata ikut mampu mendorong menurunkan penduduk miskin. Di antaranya program Pe-Ri dan Kruwcil (Kredit Usaha Warung Kecil) yang kemudian menciptakan magnet ekonomi di tengah masyarakat secara langsung dengan kegiatan UMKM mandiri,’’ tutur Nina.
Nina menyatakan, berbagai upaya untuk menurunkan penduduk miskin di Kabupaten Indramayu akan terus dilakukan. Dengan begitu, kata dia, pada 2023 Kabupaten Indramayu tidak lagi masuk dalam kelompok daerah dengan angka kemiskinan ekstrim di Jawa Barat.