Setelah didatangi Brigjen Bariza, akhirnya kolam lele miliknya dibongkar. Selain itu, area kolong rel dipasang pagar dan kawat-kawat berduri. Dia menyebut, Brigjen Wariza memberikan kompensasi sebesar Rp 1,5 juta atas pembongkaran kolam lele tersebit.
Sebenarnya Mumut hendak memindahkan kolam lele di kolong rel ke sampingnya. Namun, lahan-lahan di samping rel sudah dimiliki oleh warga lain. Dia pun bersyukur mendapatkan ganti ruang atas inisiatifnya budi daya lele. "Waktu itu dikasih Rp 1,5 juta dari Pak Wakapolda Jabar," katanya.
Saat ini, Mumut mengaku tidak lagi memiliki kolam lele. Sebab, lahan yang berada di samping kolong rel sudah ada yang memiliki. Dia juga belum tahu uang Rp 1,5 juta akan digunakan untuk apa.
Adapun, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) saat ini tengah makukan sejumlah tahapan tes sebelum mendapatkan sertifikasi laik operasi dari Kementerian Perhubungan. Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti mengatakan pada Sabtu (20/5/2023), KCIC melalui kontraktor KCJB melakukan hot sliding test.
“Berbeda dengan sebelumnya, pengecekan kali ini dilakukan dengan menggunakan comprehensive inspection train (CIT),” kata Emir dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (20/5/2023).
Emir menjelaskan, pengujian tersebut merupakan lanjutan dari hot sliding test yang telah dilakukan pada Jumat (19/5/2023). Berdasarkan evaluasi hari pertama, dia menuturkan, pengetesan berjalan lancar dan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan CIT hari ini untuk kembali memastikan kesiapan seluruh jaringan overhead catenary system (OCS).
"Kali ini hot sliding test dilakukan dengan menggunakan rangkaian kereta inspeksi yang dijalankan dari Depo Tegalluar hingga ke Stasiun Halim dengan kecepatan terbatas rata-rata 60 kilometer per jam,” ujar Emir.
Dengan menggunakan CIT, Emir mengatakan, aliran listrik yang ada di jaringan OCS dapat diukur dengan lebih mendetail baik kemampuan dan kestabilannya dalam memberikan tenaga untuk sarana KCJB. CIT atau kereta inspeksi didesain untuk mengukur berbagai kondisi prasarana KCJB mulai dari kelistrikan, kondisi jalur, persinyalan, dan berbagai fasilitas operasi KCJB lainnya.
Setelah dilakukan tes, Emir memastikan, KCIC bersama para kontraktor dan konsultan yang ditunjuk akan melakukan berbagai evaluasi atas data-data yang didapatkan. “Secara bertahap, pengetesan akan dilanjutkan ke fase pengujian untuk semua sistem secara terintegrasi,” kata Emir.
Pada tahap tersebut, Emir menegaskan, KCJB akan dijalankan secara rutin untuk mengecek integrasi sistem persinyalan, telekomunikasi, OCS, stasiun, dan berbagai subsistem lainnya. Perjalanan sarana KCJB juga secara bertahap akan ditingkatkan kecepatannya hingga mencapai kecepatan teknis maksimalnya, yaitu 385 kilometer per jam.
“Setelah seluruh tahapan tersebut dilalui dengan baik, akan dilanjutkan dengan sertifikasi laik operasi dari Kementerian Perhubungan dan pelaksanaan trial run KCJB,” ujar Emir.