REJABAR.CO.ID, JAKARTA -- Nama Ridwan Kamil yang masuk bursa cawapres Ganjar Pranowo kembali hangat dibincangkan. Pengamat politik, Adi Prayitno menilai, peluang Gubernur Jabar dan Gubernur Jateng itu bersanding masih sulit.
Dia mengatakan, persoalan capres-cawapres tentu pembicaraan elit-elit partai, terutama ketua umum. Tapi, Adi merasa, melihat kecenderungan rata-rata cukup sulit bagi Ridwan Kamil mendampingi Ganjar Pranowo.
"Karena memang sampai hari ini Munas (Golkar) masih tetap memutuskan Airlangga Hartarto yang harus maju sebagai capres atau cawapres," kata Adi, Jumat (30/6).
Adi mengingatkan, itu hasil yang diputuskan Munas Golkar empat tahun lalu dan sampai hari ini belum diedit, dihapus atau diubah. Maka itu, RK bukan jadi jawaban jika PDIP tertarik menjadikan Golkar teman koalisi.
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, merupakan jawaban yang sesuai amanat munas jika PDIP ingin mengajak Golkar berkoalisi. Bagi Adi, kondisi itu yang membuat ada semacam kesulitan secara politik.
"Golkar belum gabung ke PDIP dan capres Golkar bukan Ridwan Kamil," ujar Adi.
Meski begitu, dia menuturkan, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dalam dinamika politik ke depan menuju Pilpres 2024. Termasuk, belum menutup kemungkinan Golkar mengubah siapa capres-cawapres yang diusung.
Apalagi, Adi menekankan, sudah ada pembicaraan serius PDIP dan Partai Golkar. Yang mana, telah pula dikonfirmasi Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, tentang partai-partai politik yang masih pikir-pikir.
Direktur Eksekutif Parameter Politik itu menambahkan, ini semacam pantun berbalas yang dilemparkan PDIP ke Golkar. Walau Ridwan Kamil pendatang baru, kader Golkar itu sudah masuk radar cawapres bagi Ganjar Pranowo.
Terlebih, Adi tidak menampik, secara statistik duet Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil memang menjanjikan kenaikan elektabilitas Ganjar. Duet ini diprediksi merajai Pulau Jawa karena meraup suara dari Jateng, Jatim dan Jabar.
"Tidak mengherankan kalau duet ini terwujud Pulau Jawa dikuasai," kata Adi.