Kini Ahyar masih menunggu. Ia berharap mendapat kompensasi dan memperbaiki kerusakan di rumahnya sendiri. “Soalnya, sempat waktu ada wacana perbaikan, tertulis satu kali perbaikan. Kalau rusak lagi, dia enggak mau ganti. Makanya saya keberatan kalau diperbaiki doang, soalnya proyek masih berjalan lama,” katanya.
Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Bandung tengah membangun pelintasan tak sebidang berupa underpass di kawasan Batutulis. Pembangunan underpass dan jalan di sekitarnya itu ditargetkan selesai November tahun ini.
Warga lainnya, Sartono (72), juga merasa takut ketika muncul getaran dari arah proyek dan mengkhawatirkan keselamatan keluarganya. Ada tiga kepala keluarga (KK) sebanyak tujuh orang yang tinggal di rumahnya.
“Ada getaran di tembok, retak. Anak cucu pada kabur karena sangat mengganggu dan bikin khawatir. Tembok rumah juga ada yang rontok. Yang saya takut rumah ini adalah rumah tumbuh dan bukan konstruksi beton atau baja,” kata Sartono.
Saat ini, Sartono pun berupaya menyelamatkan alat-alat musik yang digunakannya untuk mencari nafkah karena dikhawatirkan terdampak.
Sartono mengaku sudah melaporkan keluhannya kepada pengurus wilayah setempat. “Saya tahu ini proyek demi masa depan kita ke depan, tapi bagaimana sih kalau kayak gini?” katanya.