Karyawan atau pegawai RS yang bertemu dengan Siti disebut tidak menyampaikan laporan soal dugaan ada bayi yang tertukar. “Jadi, memang kami harus akui ada kelalaian pada karyawan kami yang tidak menginformasikan ini. Ini sedang kami dalami,” kata Gregg kepada Republika, Sabtu (12/8/2023).
Menurut Gregg, selama beberapa kali mendatangi RS Sentosa, Siti hanya bertemu dengan karyawan rumah sakit, seperti bidan, perawat, dan lainnya. Informasi soal permasalahan bayi yang diduga tertukar baru didapat manajemen RS Sentosa dari salah seorang bidan yang merupakan tetangga Siti.
“Kebetulan bidan itu ada yang tetangganya, jadi kami ketemu dengan itu. Itu informasi tidak pernah sampai kepada manajemen rumah sakit, sehingga kami tidak pernah mengetahui informasi itu,” kata Gregg.
Gregg mengatakan, manajemen RS Sentosa masih akan mendalami persoalan tersebut. “Terkait karyawan yang tidak menginformasikan (laporan Siti), rumah sakit akan mengambil langkah terkait hal itu,” katanya.
Seusai menerima laporan pada Mei 2023, Gregg mengatakan, manajemen RS Sentosa juga sudah memanggil para perawat yang berdinas pada kurun waktu bayi lahir dan diduga tertukar pada Juli 2022. Diperkirakan ada sekitar 12 hingga 13 perawat yang bertugas dalam sehari.
“Setelah mendapat informasi di bulan Mei 2023, rumah sakit langsung memanggil para perawat yang berdinas pada saat itu, baik dinas pagi, siang, malam, supaya mencari informasi lebih jauh. Untuk hal ini memang sedang didalami oleh rumah sakit,” kata Gregg.
Gregg mengatakan, apabila ditemukan adanya kelalaian dari perawat yang bertugas di kurun waktu tersebut, RS Sentosa memiliki mekanisme untuk melakukan penindakan.
“Kalau ditemukan ada kelalaian atau kekeliruan, atau tidak patuh kepada standar operasional prosedur (SOP), kan rumah sakit punya mekanisme tersendiri untuk memberikan sanksi seperti apa,” kata Gregg.