REJABAR.CO.ID, BANDUNG — Kondisi musim kemarau dilaporkan mengakibatkan kekeringan di 156 desa wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar). Berdasarkan data BPBD Provinsi Jabar, desa terdampak kekeringan itu tersebar di 15 kabupaten/kota.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Jabar Hadi Rahmat mengatakan, warga di desa terdampak kekeringan itu mengalami kesulitan air bersih. “Total di Jabar warga yang terdampak dan kekurangan air bersih ada 51.607 KK (kepala keluarga),” kata Hadi kepada wartawan, Rabu (6/9/2023).
Hadi mengatakan, warga terdampak kekeringan atau kesulitan air bersih ini, antara lain di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota sukabumi, Garut, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Purwakarta, Majalengka, Karawang, Subang, Cirebon, dan Pangandaran.
Menurut Hadi, Kabupaten Bogor menjadi salah satu daerah dengan desa terbanyak yang terdampak kekeringan atau kesulitan air bersih. Dilaporkan di Kabupaten Bogor ada sekitar 71 desa yang terdampak kekeringan, dengan total 27.299 KK. Kemudian Kabupaten Sukabumi dengan 7.399 KK terdampak kekeringan atau kesulitan air bersih.
Hadi mengatakan, bantuan air bersih terus diupayakan disalurkan kepada warga di daerah terdampak kekeringan. Menurut dia, setidaknya sudah 1.427.480 liter air bersih disalurkan ke daerah-daerah terdampak kekeringan.
Selain persoalan kekeringan, pada musim kemarau ini juga terjadi kasus kebakaran hutan atau lahan. Menurut Hadi, ada lahan pertanian di Jabar yang terdampak kebakaran hutan. Luasnya disebut mencapai sekitar 313,9 hektare, tersebar di 46 kecamatan.
“Wilayah lahan pertanian yang terdampak kebakaran hutan paling luas ada di Kuningan, sebanyak 165,2 hektare,” kata Hadi.