Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Indramayu Sugeng Heryanto mengatakan, penggunaan mesin pompa air pada musim kemarau tahun ini memang dibutuhkan sejumlah petani untuk menyelamatkan tanaman padi dari ancaman kekeringan.
Ia mengakui penggunaan mesin pompa air BBG lebih irit dibandingkan mesin pompa BBM. “Lebih murah, lebih irit dari segi biaya,’’ kata Sugeng kepada Republika.
Sugeng mengatakan, Kabupaten Indramayu memperoleh bantuan mesin pompa air BBG dari Kementerian ESDM. Bantuan itu disebut sudah didistribusikan kepada para petani.
Hasil panen
Sugeng menjelaskan, pada musim tanam gadu tahun ini, tidak semua area sawah di Kabupaten Indramayu ditanami padi. Dari luas sawah 125 ribu hektare, yang ditanami disebut sekitar 119 ribu hektare. “Ada lima persen yang tidak ditanam pada musim gadu ini,” katanya.
Adapun pada musim rendeng (hujan) 2022/2023, area sawah sekitar 125 ribu hektare itu ditanami semua. Dengan hasil panen rata-rata 7,6 ton per hektare, maka produksi padi pada musim rendeng sekitar 960 ribu ton gabah kering panen (GKP).
Sedangkan pada musim gadu 2023, menurut Sugeng, hingga akhir Oktober 2023 hasil panen sudah mencapai sekitar 560 ribu ton GKP. Dengan demikian, jika digabung, maka produksi padi di Kabupaten Indramayu mencapai kurang lebih 1,5 juta ton GKP.
Produksi padi itu diyakini akan bertambah karena masih ada lahan yang belum dipanen. “Targetnya minimal kita sama tahun kemarin, walaupun ada El Nino, sekitar 1,7 juta ton GKP,” kata Sugeng.