Guna menerapkan konsep green tourism, PLN juga mendorong konversi penggunaan kompor gas menjadi kompor induksi dan ketel listrik untuk 41 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan objek wisata Green Canyon. Penggunaan kompor induksi dan ketel listrik itu juga dinilai lebih ekonomis dibandingkan dengan yang menggunakan bahan bakar gas.
Tak hanya itu. PLN memasang panel surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap 5,5 kWp (kilowatt peak), memasang Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) untuk pengisian data baterai mesin perahu listrik, serta fasilitas pengisian daya untuk kompor listrik.
PLN pun memfasilitasi pelatihan untuk para pengemudi perahu dan anak buah kapal (ABK) agar bisa menjadi pemandu wisata, memberikan seragam kepada mereka, serta melakukan penataan di dermaga Green Canyon.
Susiana mengatakan, berbagai fasilitas itu akan diserahterimakan kepada Pemkab Pangandaran. Tugas Pemkab Pangandaran selanjutnya adalah memastikan program itu berjalan secara berkelanjutan. Artinya, masyarakat dan semua pihak terkait diharapkan dapat melanjutkan program itu untuk keberlanjutan lingkungan dan pariwisata.
“Adapun pemeliharaan khusus, seperti PLTS atap itu khusus, bagaimana memelihara perahu motor, akan kami guiding dulu sampai dua tahun ke depan. Baru setelah itu oleh Pak Bupati (Pemkab Pangandaran),” ujar Susiana.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengaku sangat mengapresiasi program yang dikembangkan PLN di daerahnya. Program tersebut dapat membantu mewujudkan sektor pariwisata yang berkelanjutan di Kabupaten Pangandaran. “Kawasan wisata Green Canyon kan kecil, sehingga kalau tidak diperhatikan, daya dukung alamnya makin berkurang. Untuk pakai BBM terus-terusan, alam mereduksinya terbatas,” kata dia.
Karena itu, konsep pengembangan yang diinisiasi PLN dinilai akan berdampak positif bagi keberlanjutan di Green Canyon. Apalagi, penggunaan mesin listrik untuk perahu wisata juga dapat memberikan dampak ekonomi bagi para pelaku perahu wisata di objek wisata alam itu.
“Kalau sekarang mesin perahu seminggu habis 10 liter, dengan listrik akan lebih hemat dari sisi uang. Dari sisi efek, emisi itu tidak akan terakumulasi oleh alam. Kami sambut baik dan sangat senang,” ujar Jeje.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran Tonton Guntari mengatakan, peralihan penggunaan mesin konvensional ke mesin listrik untuk perahu wisata di Green Canyon akan dilakukan secara bertahap. Meski penggunaan mesin listrik dinilai lebih ekonomis, kata dia, dibutuhkan waktu untuk proses adaptasi. “Kebiasaan mereka juga kan harus diubah dulu,” kata dia.
Namun, Tonton meyakini transisi energi itu akan membawa dampak positif untuk industri pariwisata di Kabupaten Pangandaran, terutama di Green Canyon. Pihaknya juga akan terus melakukan pembinaan kepada para pelaku usaha di objek wisata itu. “Kami akan terus latih, terutama agar pemandu itu juga bisa menjelaskan tentang Green Canyon kepada wisatawan yang datang,” kata dia.
Disambut positif