REJABAR.CO.ID, BANDUNG----Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung melaporkan kurang lebih 800 ribu penduduk Kota Bandung merupakan perokok aktif dan pasif. Jumlah tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap penduduk Kota Bandung yang mencapai kurang lebih 2,5 juta orang.
"Hasil survei kita 33,3 persen penduduk Kota Bandung merokok atau terdampak rokok atau perokok pasif. Angkanya cukup tinggi mengkhawatirkan sekali," ujar Kepala Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian belum lama ini.
Dengan kondisi yang mengkhawatirkan tersebut, ia mengatakan intervensi terhadap perokok terus harus dilakukan. Hal itu agar perokok aktif dan pasif dapat menurun. "Kalau (penduduk) 2,5 juta hampir 800 ribu sekian," kata dia.
Anhar mengatakan pihaknya memprioritaskan agar anak-anak tidak terpapar rokok atau pun merokok. Edukasi terus dilakukan kepada anak tentang bahaya merokok. "Skala prioritas anak-anak jangan sampai anak merokok, kedua menjelaskan bahaya merokok. Kita ingin remaja edukasi betul bijak dalam membuat keputusan, jangan sampai ikut-ikutan," katanya.
Anhar melanjutkan sasaran berikutnya agar orang tua tidak merokok di dalam rumah, sekolah. Selain itu tempat kesehatan dan tempat bermain anak. "Kita ingin pastikan sekolah, tempat bermain anak fasilitas kesehatan dan perkantoran," kata dia.
Pihaknya pun tengah mewacanakan untuk membangun tempat merokok di ruang-ruang publik. Namun, penerapan hal itu masih jauh dari harapan.