REJABAR.CO.ID, BANDUNG----Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia melansir hasil survei terbaru dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2024. Hasilnya, Ridwan Kamil unggul dalam berbagai simulasi. Karena, pria yang akrab disapa Emil ini, dinilai punya kinerja nyata yang dirasakan masyarakat Jawa Barat (Jabar).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan 20-27 Juni 2024, dalam simulasi 12 nama kandidat, Emil unggul dengan 44,5 persen. Kemudian, disusul Dedi Mulyadi 33,2 persen, Dede Yusuf 5,4 persen, Bima Arya 2,2 persen, Desy Ratnasari 1,8 persen, Haru Suandharu 1,2 persen, Ono Surono 1,1 persen dan nama lain seperti Uu Ruzhanul Ulum, Ilham Akbar Habibie, M Iriawan, Taufik Hidayat, dan Syaiful Huda yang angkanya kurang dari satu persen. Sementara dari popularitas dan elektabilitas, Ridwan Kamil juga unggul dengan 96,0 (tahu) dan 92,5 (suka).
"Popularitas dan kesukaan Ridwan Kamil sudah maksimum di 96 persen tahu dan 92 persen suka," ujar Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Jumat (5/7/2024).
Burhanuddin menjelaskan, berdasarkan variabel alasan memilih, Ridwan Kamil dipilih karena sudah punya bukti nyata hasil kerjanya serta berpengalaman di pemerintahan. Hal itu juga terlihat dari hasil survei kepuasan publik terhadap kinerja Ridwan Kamil saat jadi Gubernur Jabar.
"Kekuatan Ridwan Kamil dipersepsikan sukses ada di faktor bukti kinerja atau teknokratis," katanya.
Sementara itu, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi mengatakan ada empat catatan dari hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia.
Pertama, kata Karim, dari sejumlah nama yang beredar Pilkada Jabar hanya terbagi menjadi dua kubu yakni Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.
"Kedua, ini penting bagi Golkar dan Gerindra. Karena bagi Golkar untuk memenangkan Pilkada Jabar jangan tarik Ridwan Kamil ke Jakarta. Dan penting bagi Gerindra satu-satunya cara memenangkan Dedi Mulyadi, mengeluarkan Ridwan Kamil dari Jabar. Jadi ini pesan yang hitam putih nyaris tidak ada cara mengalahkan Ridwan Kamil selain mencabut dari Jabar," kata Karim.
Ketiga, kata Karim, berdasarkan pengamatannya nama Ridwan Kamil selalu masuk dalam persepsi masyarakat Jabar dalam konteks gubernur. "Artinya habitat politik Ridwan Kamil ya Jabar. Apalagi tingkat kepuasan juga tinggi terhadap kinerja Ridwan Kamil," katanya.
Keempat, kata dia, hasil survei yang diperoleh Ridwan Kamil, saat ini diperoleh secara pasif atau tanpa ada upaya apapun dalam lingkup Pilkada Jabar. Adapun nama Ridwan Kamil ramai diperbincangkan hanya dalam konteks Pilkada DKI Jakarta.
"Sampai hr ini Ridwan Kamil pasif dalam kontestasi Pilkada Jabar, nyaris tak melakukan apapun. Pemberitaan Ridwan Kamil hanya soal tarik menarik ke Jakarta. Tapi pemberitaan itu tak mengurangi popularitas dan elektabilitasnya di Jabar," katanya.
Populasi survei sendiri, adalah warga negara Indonesia di Provinsi Jawa Barat yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone. Sampel sebanyak 1214 responden dipilih melalui metode Double Sampling. Double Sampling adalah pengambilan sample secara acak dari kumpulan data hasil survei tatap muka yang dilakukan sebelumnya.
Margin of error survei diperkirakan 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi
simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara.