Selasa 24 Sep 2024 09:27 WIB

Target Nol Kasus Rabies, Kota Cirebon Gencarkan Vaksinasi Hewan

DKPPP Kota Cirebon juga menggiatkan sosialisasi dan sterilisasi hewan pembawa rabies

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Petugas memeriksa mulut kucing sebelum divaksin
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas memeriksa mulut kucing sebelum divaksin

REJABAR.CO.ID,  CIREBON--Pemkot Cirebon melalui Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) menargetkan nol kasus rabies pada 2030. Untuk itu, vaksinasi terhadap hewan yang berisiko menyebarkan penyakit itupun gencar dilakukan.

Tahun ini, ada 500 ekor hewan yang berisiko menyebarkan rabies di Kota Cirebon, yang ditargetkan menjalani vaksinasi. Dari jumlah itu, sebanyak 271 ekor hewan yang telah divaksin. Yakni, terdiri dari 245 ekor kucing, 25 ekor anjing dan seekor monyet.

Baca Juga

‘’Pada puncak World Rabies Day 28 September nanti, kami juga akan menggelar vaksinasi rabies gratis dengan kuota 200 ekor hewan,’’ ujar Kepala DKPPP Kota Cirebon, Elmi Masruroh, kemarin.

Selain vaksinasi, DKPPP Kota Cirebon juga menggiatkan sosialisasi dan sterilisasi bagi hewan pembawa rabies (HPR). Kegiatan itu juga melibatkan para pelajar, dan dilaksanakan di sekolah-sekolah. Di antaranya, SMPN 1 dan SMPN 12.

‘’Dalam sosialisasi ke sekolah, kami mengedukasi para pelajar mengenai bahaya penyakit rabies, pentingnya vaksinasi, juga langkah yang harus dilakukan ketika ada penggigitan, baik untuk manusia ataupun hewannya,’’ kata Elmi.

DKPPP Kota Cirebon melalui Bidang Peternakan rutin melaksanakan vaksinasi bagi hewan peliharaan, seperti anjing, kucing, dan monyet maupun vaksinasi massal bagi hewan liar di daerah endemic.

Selain vaksinasi, upaya menekan angka penggigitan juga dilakukan dengan depopulasi hewan pembawa rabies melalui cara sterilisasi. ‘’Sterilisasi bertujuan menekan jumlah populasi hewan penular rabies,’’ katanya.

Elmi menambahkan, untuk mencapai tujuan eliminasi rabies, diperlukan kerja sama lintas sektor dan lintas negara. Hal itu mencakup kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu seperti kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan lingkungan. ‘’Juga dibutuhkan kerja sama internasional karena rabies adalah penyakit yang melintasi batas-batas negara,’’ kata Elmi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement