REJABAR.CO.ID, BANDUNG--Sepasang suami istri terlihat duduk tertegun setelah menerima informasi melalui handphonenya. Mereka telihat menangis terharu masih tak percaya dengan informasi yang baru saja diterimanya. Rasa syukur, tak terhenti terucap dari Hanita Hazar (43 tahun) dengan suaminya.
Kedua warga Panghegar Kota Bandung tersebut, masih merasa tak percaya harus pergi haji di tahun 2023. Padahal, kalau berdasarkan antrean jadwal tunggu seharusnya mereka pergi haji pada 2035. Namun, tiba-tiba ada penawaran untuk pergi haji untuk mengganti para jamaah yang gagal pergi.
Selain rasa harus bahagia, kedua pasangan suami istri ini pun sebenarnya merasa kebingungan. Karena, hanya diberi waktu tiga hari saja untuk melunasi ongkos biaya haji dan melakukan berbagai persiapan. Mereka pun, harus mencari uang cukup besar yakni sekitar Rp 52 juta untuk melunasi biaya haji tersebut.
"Saya seperti mimpi, karena sebelumnya ga pernah tahu akan dipanggil secepat itu. Benar-benar tidak ada persiapan apapun. Kan diberitahunya sangat mendadak 3 hari sebelum pergi. Kami bingung pelunasannya gimana," ujar Hanita mengenang saat mendapat panggilan untuk Naik Haji pada 2023 lalu, kepada Republika, Jumat (8/11/2024).
Di saat dilingkupi rasa bingung, kata Hanita, ia dan suaminya pun teringat masih ada emas logam mulia yang bisa dijual. Ia pun, akhirnya melepas 100 gram emas batangannya agar bisa mendapatkan dana segar dalam waktu singkat. "Alhamdulillah terjualnya pun sangat cepat tinggal telepon dan janjian sama yang mau beli, saya sudah bisa dapat dana segar," katanya.
Hanita bersyukur, setelah melakukan pelunasan biaya haji, dalam waktu singkat sehingga bisa fokus menyiapkan berbagai keperluan lainnya. Akhirnya, ia pun bisa menunaikan ibadah haji dengan lancar dan kembali ke tanah air. Bahkan, ia pergi tak hanya bersama suami tapi juga dengan kakaknya. "Alhamdulillah, keputusan saya untuk berinvestasi emas sangat tepat sangat terasa saat harus mendapatkan uang segar secepatnya. Tanpa menjual emas, saya harus nyari uang kemana untuk melunasi biaya haji waktunya hanya tiga hari," paparnya.
Hanita bercerita, awal dirinya berinvestasi emas dimulai dari ketiadaksengajaan. Karena, dahulu belum musim berinvestasi emas ke logam mulia. Pada umumnya, ibu-ibu lebih senang membeli emas perhiasan. "Tapi karena saat itu punya rejeki lebih, saya coba-coba membeli logam mulia. Awal hanya 5 gram dengan harga Rp 500 ribu/gram," katanya.
Kemudian, kata dia, emas logam mulianya berkembang menjadi 120 gram dalam waktu beberapa tahun. Karena, setiap ada rezeki ia selalu membeli emas secara bertahap. Dari mulai 5 gram,10 gram, 20 gram dan seterusnya.
Hanita merasa, dengan berinvestasi emas sangat banyak sekali kegunaannya. Terutama, untuk memenuhi berbagai kebutuhan mendesak. Selain untuk ibadah haji, ia pun menggunakan emas batangannya untuk membayar uang masuk sekolah, kebutuhan rumah tangga hingga untuk usaha. "Saya punya usaha membuat pempek sampai berbisnis membuat daster. Itu, modalnya ya dari menggadaikan emas batangan," katanya.
Hanita bersyukur, dari modal yang didapat dengan menjual emas batangan, bisa memiliki usaha kecil-kecilan berupa usaha kuliner membuat pempek frozen dan memproduksi daster. Keuntungan dari kedua bisnis tersebut pun, bisa digunakan untuk membantu suaminya memenuhi berbagai kebutuhan rumah tangga.
"Karena emasnya sudah banyak saya gunakan, sekarang yang tersisa cuman remahannya aja. Tapi targetnya, saya ingin kembali membeli dan membeli lagi emas agar bisa terus investasi. Rencana selanjutnya, investasi emas buat anak kuliah karena kan sekolah sekarang mahal banget jadi harus nabung sekaligus investasi ya cuma di emas," paparnya.
Soal penyimpanan emas batangan, Hanita mengaku tak ada kendala. Karena, biasanya ia menyimpen sendiri di safety box yang ada di rumah. Selain itu, emasnya selalu terpantau karena keluar masuk untuk berbagai kebutuhan.