Sementara menurut Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jabar, Harry Maksum, investasi emas memang sangat bagus untuk jangka panjang bukan. Apalagi, secara makro dalam kondisi peperangan sekarang harga emas relatif akan naik. "Sekarang kan harga emas sudah Rp 1,5 juta per gramnya. Ini efek makro peperangan Palestina. Sebelumnya pada 2011 saat Korea Utara dan Selatan konflik juga harga emas terjadi peningkatan," katanya.
Artinya, kata Harry, berinvestasi emas ini memang sudah tepat. Karena, lebih aman tak akan tergerus inflasi. Kedua, ketersediaannya atau suplainya pun terbatas. Investasi emas ini, kata dia, memang sangat cocok untuk haji. Karena, 100 gram emas, misalnya harga awalnya Rp 145 juta. Setelah booking seat Rp 25 juta, jamaah harus melunasi sisanya sekitar Rp 60 juta. "Artinya kalau yang kita simpan emas kan setengahnya yang dipakai, masih safety Rp 45 juta buat membeli oleh-oleh dan kebutuhan lainnya," katanya.
Investasi emas pun, kata dia, lebih likuid dihargai dengan nilai yang sama dan bisa diakui dimana pun. Lonjakan harga emas sendiri, biasanya 10 tahunan. Jadi, kalau menabung emas saat anak SD untuk kuliah masih memungkinkan nilainya nanti akan lebih besar bila dibandingkan deposito 4 persen atau sukuk yang 3 sampai 5 tahun. "Kalau beli emas kan bebas inflasi dan biaya lainnya. Lalu gampang menjualnya, berbeda dengan investasi tanah relatif menunggu tak bisa buru-buru dijual saat butuh meskipun kenaikan nilainya tanah ini sekitar 20 persen pertahun," katanya.
Tingginya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi emas ini, diakui oleh Direktur BCA Syariah, Ina Widjaja. Menurutnya, selama semester 1 2024, Pembiayaan konsumer di wilayah BCA Syariah Bandung tumbuh pesat. Penyaluran pembiayaan konsumer konsolidasi wilayah Bandung tumbuh positif mencapai 80,7 persen secara tahunan (year on year/YoY) sehingga mencapai sebesar Rp 93,1 miliar.
Pertumbuhan minat masyarakat terhadap pembiayaan Emas, semakin meningkat tercermin dari pertumbuhan pembiayaan emas hingga mencapai 108,9 persen YoY diikuti oleh KPR iB yang tumbuh mencapai 78,2 persen YoY dan KKB iB mencapai 75,9 persen. “Kami berharap kegiatan ini dapat turut menunjang target kontribusi pembiayaan konsumer yaitu sebesar 10-12 persen dari total portofolio pembiayaan di akhir tahun 2024," ujar Ina.
Sisi lain, geliat investasi emas oleh masyarakat juga terlihat dari perkembangan produk pembiayaan Murabahah Emas BCA Syariah. Pada Agustus 2024, kinerja pembiayaan emas di BCA Syariah mengalami tren kenaikan yang fantastis.
Outstanding pembiayaan emas BCA Syariah meningkat 210,80 persen secara year-on-year/yoy dari Rp41,0 miliar pada Agustus 2023 menjadi Rp127,3 miliar pada Agustus 2024. BCA Syariah optimis bisa menutup tahun ini dengan target pembiayaan emas mencapai Rp300 miliar dan pertumbuhan di kisaran 20 persen sampai 30 persen.