Kamis 14 Nov 2024 08:44 WIB

Sebanyak 1.506 Kejadian Bencana Terjadi di Jabar Hingga November 2024

Akibat bencana yang ditimbulkan, 2.182 rumah mengalami rusak berat

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin meninjau lokasi banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung
Foto: Edi Yusuf
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin meninjau lokasi banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG-- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat melaporkan 1506 kejadian bencana terjadi di Jawa Barat (Jabar) sepanjang tanggal 1 Januari hingga tanggal 14 November tahun 2024. Bencana yang terjadi mulai dari banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, kekeringan dan lainnya.

Catatan BPBD di laman batara.jabarprov.go.id mengungkapkan bencana banjir terjadi 201 kejadian, tanah longsor 421 kejadian, cuaca ekstrem 667 kejadian, kekeringan 16 kejadian. Kebakaran 183 kejadian, dan gempa bumi 16 kejadian.

Baca Juga

Akibat bencana yang ditimbulkan, 2.182 rumah mengalami rusak berat, 4.315 rumah rusak sedang dan 10.240 rumah mengalami rusak ringan. 71.291 rumah sempat terendam banjir dan 40 orang meninggal dunia. 479.621 penduduk sempat terdampak.

"Total kejadian bencana hingga November mencapai 1.506 kejadian," ujar Pranata Humas Ahli BPBD Jabar Hadi Rahmat saat dikonfirmasi, Kamis (14/11/2024).

Dari sebaran peta kejadian bencana, Hadi mengatakan Kabupaten Bogor menjadi wilayah yang sering terjadi cuaca ekstrem dan tanah longsor serta banjir. Total kejadian di Kabupaten Bogor mencapai 325 kejadian.

Sedangkan urutan kedua ditempati Kota Bogor dengan kejadian mencapai 139 bencana. Kejadian bencana didominasi bencana longsor dan cuaca ekstrem. Kabupaten lain yang sering terjadi kejadian bencana hingga November yaitu Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung Barat hingga Kabupaten Bandung. Bencana didominasi cuaca ekstrem, banjir dan longsor.

Satu sisi Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi terjadi cuaca ekstrem. Kondisi tersebut merupakan peralihan cuaca dari musim kemarau kepada musim hujan. "Hujan pada musim peralihan tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat," kata dia.

Ia mengimbau masyarakat menjaga lingkungan dan tidak mendekati daerah berpotensi terjadi bencana. Ia melanjutkan sepekan lalu terjadi hujan lebat di sejumlah wilayah di Bandung Raya seperti Bandung Barat, Kabupaten Bandung.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement