REJABAR.CO.ID, INDRAMAYU--Banjir akibat gelombang pasang air laut telah menjadi langganan di wilayah pesisir Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Kondisi itu terutama dialami Desa Eretan Wetan, Eretan Kulon dan Kertawinangun.
Dalam beberapa hari terakhir, ketinggian banjir rob bahkan mencapai satu meter lebih. Tak hanya merendam ribuan rumah warga, banjir juga menggenangi sejumlah sekolah sehingga siswanya terpaksa dipulangkan lebih cepat.
Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminuddin, menjelaskan, rob hari ini kembali datang. Namun, ketinggiannya sudah semakin menurun dibandingkan hari-hari sebelumnya. ‘’Hari ini ketinggian banjir rob dibawah 50 centimeter,’’ ujar Waminuddin kepada Republika, Rabu (20/11/2024).
Waminuddin mengatakan, banjir rob selama ini sudah biasa dialami warga di ketiga desa tersebut sejak bertahun-tahun yang lalu. Rob biasanya datang selama beberapa jam, kemudian surut lagi dan kembali datang keesokan harinya.
Meski sudah terbiasa, namun kenyamanan warga tetap terganggu. Mereka harus siaga menaikkan perabot elektronik dan barang berharga lainnya ke tempat yang lebih tinggi. Kondisi yang dialami warga di pesisir Eretan pun telah mengundang perhatian Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin. Dia pun meninjau langsung dampak banjir rob yang terjadi di pesisir Eretan, Kabupaten Indramayu, Senin (18/11/2024).
Bey mengatakan, sejumlah hal yang akan diupayakan untuk mengatasi banjir rob tersebut. Selain normalisasi sungai dan pembuatan tanggul, juga relokasi warga secara bertahap. Upaya penanganan itupun membutuhkan kerja sama berbagai pemangku kebijakan mulai dari tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten.
‘’Banjir rob ini berulang, maka pertama akan diupayakan normalisasi sungai, kemudian pembuatan tanggul, serta relokasi penduduk secara bertahap,’’ kata Bey.
Khusus untuk normalisasi sungai maupun pembuatan tanggul, akan dilakukan koordinasi lebih lanjut bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Diharapkan, pembuatan tanggul dapat dilakukan segera pada 2025.
Bey menambahkan, untuk relokasi, telah tersedia lahan seluas 1,5 hektare di kawasan yang jauh dari dampak banjir rob. Melalui program nasional pembangunan perumahan untuk keluarga nelayan itu dapat menampung 93 KK.
Selain relokasi, para nelayan juga akan diberikan pelatihan demi kehidupan yang lebih baik, di antaranya untuk menjalankan usaha skala mikro dan UMKM.