Rabu 05 Feb 2025 20:11 WIB

DBD di Kabupaten Cirebon Capai 50 Kasus

Pencatatan, dilakukan berdasarkan tanggal saat pasien mulai sakit

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Petugas melakukan pengasapan (fogging) nyamuk Aedes aegypti di perumahan warga
Foto: ANTARA FOTO/Seno.
Petugas melakukan pengasapan (fogging) nyamuk Aedes aegypti di perumahan warga

REJABAR.CO.ID,  CIREBON--Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon pada awal tahun ini sudah mencapai 50 kasus. Masyarakat pun diimbau untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui Gerakan 3M Plus.

Ketua Tim Kerja P2PM Dinkes Kabupaten Cirebon, Subhan menjelaskan, jumlah 50 kasus DBD tersebut tercatat berdasarkan data yang masuk dari puskesmas-puskesmas di Kabupaten Cirebon. Namun, pencatatan itu dilakukan berdasarkan tanggal saat pasien mulai sakit sehingga data di Januari kemarin belum seluruhnya tercatat.

Baca Juga

“Nanti pada pertengahan Februari (tercatat) seluruh kasus di bulan Januari,” ujar Subhan, Rabu (5/2/2025).

Menurut Subhan, DBD paling banyak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Tegalgubug, yakni sebanyak enam kasus. Setelah itu, Puskesmas Watubelah lima kasus, Puskesmas Waruroyom dan Puskesmas Bangodua masing-masing sebanyak empat kasus.

Selanjutnya, puskesmas lainnya melaporkan masing-masin satu hingga dua kasus DBD. Bagi masyarakat yang mengalami gejala penyakit seperti DBD, diminta untuk banyak minum air putih dan istirahat yang cukup. Setelah itu, secepat mungkin mendatangi layanan kesehatan untuk memastikan penyakit yang dideritanya.

“Dengan cepat mendapat pelayanan kesehatan, akan diketahui panasnya karena DBD atau karena faktor lainnya,” katanya.

Dengan deteksi secara dini, maka penanganan DBD bisa segera mungkin dilakukan. Hal itu penting untuk menyelamatkan pasien. “Kami mengimbau agar warga yang mengalami gejala DBD sesegera mungkin mendapat penanganan medis,” katanya.

Sementara itu, untuk mencegah DBD, masyarakat diminta untuk melaksanakan PSN melalui 3M Plus. Yakni, menguras, menutup dan mengubur atau mendaur ulang wadah penampungan air.

Selain itu, upaya ‘Plus’ yang bisa dilakukan di antaranya dengan cara memelihara ikan pemakan jentik, memakai kelambu saat tidur, memakai lotion anti nyamuk, dan menanam tanaman anti nyamuk (lavender, lidah mertua). “Kami juga mengimbau satu rumah satu jumantik untuk memantau keberadaan jentik nyamuk,” katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement