KDS menyebut empat persoalan ini harus diselesaikan melalui kolaborasi dan komitmen antara Pemerintah Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan Kota Cimahi.
"Sebab kami tidak bisa bekerja sendiri, harus ada koordinasi dan fasilitasi dari Gubernur Jawa Barat agar solusi ini dapat diterapkan secara efektif," kata KDS.
Pemkab Bandung bersama BBWS, lanjut KDS, berkomitmen untuk menangani bencana ini secara cepat dan menyeluruh guna meminimalisasi dampak serupa di masa depan. Oleh karena itu, mitigasi bencana harus menjadi prioritas untuk menghindari korban jiwa dan kerugian material yang lebih besar di masa mendatang.
Tanggul rusak
Kepala BBWS Citarum Mochammad Dian Alma’ruf menjelaskan
bahwa bencana ini terjadi akibat kapasitas sungai yang tidak mampu menampung debit air yang meningkat drastis.
"Debit air pada kejadian kemarin mencapai 415 kubik, sementara kapasitas sungai hanya 297 kubik. Selain itu, pertemuan dengan Sungai Cikapundung Kota menyebabkan backwater yang memperparah tekanan dan menjebol tanggul serta merusak rumah warga," kata Dian.
Dian juga menambahkan bahwa pembangunan tanggul sepanjang 2 km sebelumnya telah diusulkan pada tahun 2020, namun belum selesai karena keterbatasan anggaran.
"Tahun ini, kami masih melakukan penanganan darurat dengan pemasangan geobox di area tanggul jebol. Geobox ini akan berfungsi sebagai pondasi awal sebelum dilakukan perbaikan lebih lanjut," ucap dia.
Dalam jangka panjang, BBWS berencana mengusulkan kembali pembangunan tanggul sepanjang 2,1 km sesuai desain awal.