Selasa 04 Mar 2025 17:46 WIB

Cegah Bullying dan Cyberbullying, Unisba Gelar Psikoedukasi untuk Remaja SMP di Bandung

Psikoedukasi ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam soal perilaku bullying

Red: Arie Lukihardianti
Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar psikoedukasi bertajuk Pencegahan Bullying dan Cyberbullying pada Remaja
Foto: Dok Republika
Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar psikoedukasi bertajuk Pencegahan Bullying dan Cyberbullying pada Remaja

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan mendukung tumbuh kembang remaja secara sehat, tim pengabdian kepada masyarakat dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba) melaksanakan kegiatan psikoedukasi bertajuk "Pencegahan Bullying dan Cyberbullying pada Remaja". Kegiatan ini dilakukan di SMP Pertiwi Kota Bandung, belum lama ini.

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Fakultas Psikologi Unisba, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unisba, serta SMP Pertiwi. Tim pengabdian diketuai oleh Dr. Oki Mardiawan, M.Psi., Psikolog, bersama anggota tim yang terdiri dari Dr Ihsana Sabriani Borualogo, M.Si., Psikolog, Ali Mubarak, M.Psi., Psikolog, serta didukung oleh mahasiswa yang membantu dalam proses persiapan hingga pelaksanaan kegiatan.

Baca Juga

Menurut Ketuai Tim Pengabdian, Dr. Oki Mardiawan, M.Psi, Psikoedukasi ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam mengenai perilaku bullying, baik yang terjadi secara langsung maupun di dunia maya (cyberbullying). Para peserta, yang terdiri dari siswa dan guru, diberikan penjelasan mengenai perbedaan antara bullying dengan bentuk perilaku agresi lainnya. Selain itu, faktor-faktor yang membuat siswa rentan menjadi korban atau pelaku bullying juga dibahas secara komprehensif. 

Harapannya, kata dia, ketika  siswa dan guru memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dinamika bullying dan cyberbullying, mereka dapat mengidentifikasi tanda-tanda awal perilaku tersebut. Sehingga, tindakan pencegahan bisa dilakukan lebih dini. "Salah satu poin penting dalam kegiatan ini adalah peran bystanders  atau orang-orang yang menyaksikan tindakan bullying tetapi tidak terlibat langsung," ujar Dr Oki, Selasa (4/3/2025).

Tim pengabdian, kata dia, menekankan bahwa respons bystanders sangat menentukan apakah perilaku bullying akan terus berlanjut atau segera dihentikan. Guru dan sekolah juga diajak untuk memahami peran strategis mereka sebagai sistem dukungan dan otoritas dalam menciptakan regulasi yang efektif guna mencegah tindakan bullying.

Kegiatan ini pun, mendapat sambutan hangat dari pihak SMP Pertiwi. Kepala Sekolah SMP Pertiwi Bandung, Toharudin, S.Ag., M.M menyampaikan apresiasi atas inisiatif tim pengabdian Unisba. "Meskipun sudah ada beberapa kegiatan serupa yang pernah dilakukan, program ini memberikan wawasan baru terutama dari sudut pandang psikologi.

Beberapa guru juga menyampaikan tanggapan positif. Salah seorang guru mengungkapkan bahwa ia sebelumnya kurang familiar dengan konsep cyberbullying. "Setelah mengikuti kegiatan ini, saya jadi lebih paham bagaimana bullying bisa terjadi di media sosial dan dampaknya bagi siswa. Ini sangat relevan dengan kondisi saat ini, di mana anak-anak semakin aktif menggunakan teknologi digital," paparnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement