Lalu Dedi Mulyadi pun menanyakan uang perpisahannya dari siapa. Aura pun menjawab dari orangtua.
"Membebani gak," tanya Dedi.
"Ya membebani Pak," kata Aura.
"Terus kalau tanpa perpisahan sekolah jadi bubar," kata Dedi.
"Gak pak. Kan ada lulusan hanya sampai SD, SMP dan SMA," kata Aura.
"Emang kalau tanpa ada perpisahan kehilangan kenangan, kenangan indah itu pada saat proses belajar tiga tahun," kata Dedi.
"Gak juga pak, saya ngerasa kalau udah lulus gak ada perpisahan itu gak bisa ngerasain gimana kumpul interaktif sama temen temen gitu Pak," kata Aura.
"Terakhir, bayar gak," balas Dedi.
"Bayar Pak," kata Aura.
"Sama siapa," balas Dedi.
"Sama orangtua Pak," balas Aura.
"Rumah aja gak punya, bayar perpisahan. Gimana speak up-nya, harusnya speak up-nya begini, kritik gubernur karena gubernur membebani rakyat sekolah harus iuran, kritik gubernur karena orangtua dibebani untuk membayar sekolah, kritik gubernur karena membiarkan banjir, saya senang. Ini kritik gubernur karena melarang perpisahan," kata Dedi.