REJABAR.CO.ID, BANDUNG--Legislator DPRD Gerindra, Tina Wiryawati, menilai Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 layak disebut sebagai langkah besar untuk membangun Jawa Barat yang lebih inklusif dan berdaya. Ia menilai, banyak hal baru yang menunjukkan keberpihakan kepada kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak.
“Transformasi sosial itu tidak bisa dilepaskan dari peran perempuan. Saya melihat RPJMD ini punya komitmen kuat untuk memastikan perempuan diikut sertakanmenjadi bagian utama dari pembangunan,” ujar Tina kepada Republika, Senin (28/4/25).
Dalam dokumen RPJMD, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencantumkan target implementasi tujuh prasyarat Pengarusutamaan Gender (PUG) di seluruh kabupaten/kota, sekaligus mempercepat pengumpulan data gender . Tina menilai, langkah ini penting supaya program pembangunan yang dibuat benar-benar menyentuh kebutuhan riil perempuan.
Tak hanya itu, RPJMD juga memberi perhatian pada upaya menekan angka perkawinan anak dan kasus kekerasan terhadap perempuan. Bagi Tina, ini langkah penting yang harus dikawal bersama. “Kami berharap Jabar bukan cuma tentang kota yang rapi atau jalanan yang mulus. Tapi juga tentang perempuan dan anak-anak yang merasa aman, dihormati, dan punya masa depan yang cerah baik di pedesaan maupun di kota,” paparnya.
Tina juga mengapresiasi program pemberdayaan ekonomi perempuan, terutama lewat penguatan UMKM berbasis keluarga. Ia menilai, kemandirian ekonomi perempuan akan berdampak luas terhadap kesejahteraan keluarga dan masyarakat. “Kalau perempuan berdaya, keluarganya kuat. Kalau keluarga kuat, desa dan kota kita juga akan lebih kokoh. Dari situlah Jabar istimewa kita wujudkan,” kata Tina.
Tina menegaskan, sebagai legislator, dirinya akan terus mengawal implementasi RPJMD agar program-program itu benar-benar terasa di tengah masyarakat. “RPJMD ini istimewa. Tapi keistimewaan itu harus kita pastikan lewat kerja nyata, bukan cuma di atas kertas,” katanya.