Rabu 04 Jun 2025 13:32 WIB

Kisah Bocah Tiga Jam Terkubur Longsoran Gunung Kuda Ketakutan Minta Tolong: Keajaiban Allah

Harapan Ayah Evan sudah tipis karena sudah tiga jam anaknya tertimbun longsor

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Evan Hardiansyah (12), korban selamat dalam peristiwa longsor Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Ia sempat tertimbun material longsoran selama tiga jam, di dalam dump truck milik ayahnya.
Foto: Lilis Sri Handayani
Evan Hardiansyah (12), korban selamat dalam peristiwa longsor Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Ia sempat tertimbun material longsoran selama tiga jam, di dalam dump truck milik ayahnya.

REJABAR.CO.ID,  CIREBON -- Longsor Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, pada Jumat (30/5/2025) lalu, menyisakan beragam cerita dari para korban. Salah satunya Evan Hardiansyah (12), yang sempat terkubur material longsoran selama tiga jam, di dalam dump truck milik ayahnya.

Wawan (50) ayah kandung Evan menjelaskan, pada hari nahas itu, ia mengemudikan dump truck miliknya menuju Gunung Kuda. Ia bermaksud membeli batu dari lokasi pertambangan itu untuk dikirimkan kepada pemesannya.

Baca Juga

Wawan pun mengajak anak bungsunya Evan, untuk turut serta sambil sekalian jalan-jalan. Pasalnya, anaknya yang duduk di kelas enam SD itu telah selesai mengikuti ujian sekolah dan sedang libur.

“Evan baru pertama kali saya ajak ke Gunung Kuda, itung-itung sekalian jalan-jalan karena lagi libur,” ujar pria asal Desa Silihasih, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon itu, Rabu (4/6/2025).

Sesampainya di Gunung Kuda, Wawan pun turun dari truknya. Sambil menunggu proses muat batu ke truknya, ia pun mengobrol dengan sejumlah sopir truk lainnya. Sedangkan Evan, hanya menunggu di dalam truk.

Tiba-tiba, tanpa ada pertanda, bebatuan dari atas tebing meluruh dalam hitungan detik dengan menimbulkan suara gemuruh yang mengerikan. Wawan dan orang-orang yang ada di sekitarnya pun spontan lari menyelamatkan diri.

“Itu kejadiannya sangat cepat. Batu-batu meluncur seperti sedang mengejar. Saya lari sekuat tenaga sampai jatuh bangun kena batu,” kata Wawan.

Setelah gemuruh longsor berhenti, Wawan pun berbalik badan. Namun pemandangan yang dilihatnya langsung membuat tubuhnya lemas dan gemetar. Anaknya dan truknya sudah tak terlihat karena tertimbun material longsoran yang tebal. “Pokoknya saat itu panik banget, syok, kepikiran anak,” kata Wawan.

Wawan pun langsung meminta bantuan petugas operator alat berat yang biasa bekerja di Gunung Kuda untuk menyingkirkan material longsor yang menimbun truknya. Namun, tak ada yang berani membantunya karena melihat kondisi di lapangan yang masih mengkhawatirkan.

Selang satu jam kemudian, Wawan melihat ada polisi yang datang. Ia pun langsung meminta tolong kepada polisi itu untuk membantu mengeluarkan anaknya. “Saya tarik-tarik pak polisi, minta tolong di situ ada mobil dan anak saya tertimbun,” kata Wawan.

Petugas kepolisian bersama operator alat berat kemudian mulai menggali timbunan material longsor yang menutupi kendaraan truk milik Wawan. Butuh waktu sekitar dua jam untuk menyingkirkan bebatuan setebal kurang lebih dua meter yang menimbun truk tersebut.

“Harapan udah tipis. Berarti sudah tiga jam anak saya tertimbun. Tapi Alhamdulillah, ternyata anak saya masih hidup. Ya seneng banget, sampe nangis,” kata Wawan dengan mata berbinar mengenang kejadian tersebut.

Dengan suara bergetar, Wawan mengungkapkan kondisi anaknya yang masih hidup saat ditemukan merupakan keajaiban dari Allah SWT. Apalagi jika melihat kondisi truk miliknya yang rusak parah.

Sang anak, Evan Hardiansyah (12), mengaku sangat ketakutan saat tertimbun longsor di dalam truk milik ayahnya. Dalam kondisi gelap dan ruang yang sempit, ia berusaha berteriak meminta tolong. “Takut, gelap, sendirian. Ya minta tolong,” kata Evan, yang mengalami luka-luka di tubuhnya akibat peristiwa tersebut.

Seperti orang tuanya, Evan pun sangat bersyukur bisa selamat dari musibah mengerikan itu. Namun, ia mengaku masih mengalami trauma dan tak mau untuk kembali ke Gunung Kuda.

Sementara itu, upaya pencarian yang memasuki hari keenam, Rabu (4/6/2025), kembali dilanjutkan. Hingga pagi ini, tercatat ada 21 korban meninggal dunia yang telah berhasil dievakuasi. Diperkirakan masih ada empat korban lagi yang belum ditemukan.

Namun, adanya patahan di Gunung Kuda menjadi tantangan dalam upaya pencarian. Pasalnya, kondisi itu berpotensi menyebabkan longsor susulan.

Koordinator Lapangan Basarnas, Mamang Fatmono menjelaskan, berdasarkan hasil kajian oleh Inspektur Tambang dari Kementerian ESDM dengan menggunakan alat total station, terdeteksi adanya sembilan bidang patahan di Gunung Kuda. Adapun ukuran terpanjang dari patahan itu mencapai 100 meter. “Itu warning buat kita. Ketika bertemu (dengan patahan lain) kemudian kurang kuat, itu bisa lepas (longsor). Kapan saja bisa lepas,” katanya. 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement