Rabu 25 Jun 2025 17:21 WIB

Ribuan Lulusan SD di Cimahi tak Bisa Tertampung di SMP Negeri

Calon murid baru yang tak diterima di SMP negeri diarahkan untuk bersekolah di swasta

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Siswa SD (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Seno S
Siswa SD (ilustrasi)

REJABAR.CO.ID,  CIMAHI -- Sekitar 7 ribu lebih lulusan Sekolah Dasar (SD) di Kota Cimahi memperebutkan jatah kursi Sekolah Menengan Pertama Negeri (SMPN) dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.

Ketua Pelaksana SPMB Kota Cimahi Heni Tishaeni mengatakan, daya tampung SMPN di Kota Cimahi tidak sebanding dengan jumlah lulusan. Tahun ini, kursi SMPN di Kota Cimahi hanya sekitar 5.283 dari 16 sekolah yang ada.

Baca Juga

"Untuk daya tampungnya sekitar 5 ribu calon murid baru, sementara pendaftar itu kita prediksi lebih dari 7 ribuan anak. Memang pasti persaingan ketat, ada 2 ribu anak yang tidak akan diterima," ujar Heni, Rabu (25/6).

Proses SPMB tahun 2025 di Kota Cimahi sudah dimulai dengan jalur afirmasi, prestasi dan mutasi pada 10-13 Juni lalu. Pendaftaran dilanjutkan dengan jalur domisili pada 23-26 Juni 2025.

Heni mengatakan, jumlah calon murid baru di setiap rombongan belajar (rombel) pada masing-masing sekolah akan berbeda satu sama lain. Misalnya SMP yang ada di kawasan padat penduduk, akan lebih padat ketimbang kelurahan yang jumlah penduduknya lebih sedikit.

"Di setiap sekolah beda-beda, ada yang daya tampungnya 440 anak, 490-an anak, bahkan ada yang cuma 190-an anak. Misalnya di Melong dan Cibeureum, itu kan wilayah padat penduduk, SMP 4 yang bisa mengakomodir itu per kelasnya sampai 45 anak. Kalau SMP lain mungkin cuma 36 anak," kata Heni.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Nana Suyatna mengatakan calon murid baru yang tidak diterima di SMP negeri diarahkan untuk bersekolah di swasta demi pemerataan.

"Dari Kementerian Pendidikan itu kan prinsipnya anak sekolah di dekat rumah. Kita juga mempertimbangkan sekolah swasta, sehingga kapasitasnya disesuaikan. Yang tidak diterima di sekolah negeri, bisa mendaftar ke sekolah swasta," kata Nana.

Berkaca pada kisruh soal perubahan status calon murid baru yang mendaftar ke SMP melalui jalur prestasi pada tahap 1, pihaknya memastikan sistem sudah siap secara keseluruhan. "Evaluasi tahap 1 itu salah satunya sistem aplikasi. Supaya tidak terjadi hal seperti kemarin sudah kita persiapkan, pelajaran berharga memang buat kita. Apalagi ini transisi untuk sistem SPMB di 2026, dengan kebijakan yang berubah sesuai pemerintah pusat," kata Nana.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement