Ahad 29 Jun 2025 15:42 WIB

Pemkot Bandung Gandeng Save the Children Wujudkan Bandung Kota Ramah Anak dan Inklusif

Pemkot Bandung fokus pada pembangunan yang inklusif.

Red: Dwi Murdaningsih
Acara Dream Festival 2025 yang digelar di Plaza Balai Kota Bandung, Ahad (29/6/2025).
Foto:

Ruang Publik Ramah Anak

Tak hanya pendidikan dan infrastruktur, Farhan menegaskan bahwa ruang publik ramah anak akan menjadi fokus perhatian. Misalnya akses menuju kendaraan umum, akses ke sekolah, hingga Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

“Kota ramah anak itu juga harus punya sistem perlindungan. Kita pastikan ruang publik yang ada benar-benar ramah anak dan aman dari hal-hal yang mengancam tumbuh kembang mereka,” kata farhan.

CEO Save the Children Indonesia Dessy Kurniawy Ukar menyatakan bangga atas kolaborasi ini. Ia menyebut kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga adalah kunci perubahan.

“Kami hadir untuk berkolaborasi wujudkan Bandung sebagai kota yang benar-benar peduli pada anak-anaknya. Festival seperti ini jadi bentuk kampanye empati, inklusi, dan ruang aman bagi anak untuk tumbuh menjadi diri sendiri,” kata Dessy.

Menurut Dessy, Dream Fest adalah momentum tepat untuk menegaskan komitmen bersama. Hal ini bukan sekadar perayaan, tapi langkah nyata menuju Bandung yang mendengarkan, merayakan perbedaan, dan menghargai empati.

Dream Festival 2025 sendiri merupakan kolaborasi antara Save the Children Indonesia, Pemkot Bandung, RBM Kota Bandung, dan RBM Kabupaten Bandung Barat.

Festival ini hadir sebagai ruang inklusif untuk merayakan bakat dan mimpi anak-anak dengan dan tanpa disabilitas secara setara.

Dalam kegiatan tersebut, disediakan berbagai layanan dan program inklusif, antara lain layanan pencetakan akta kelahiran dalam huruf Braille, layanan konseling psikologis dan pendampingan sosial yang difokuskan untuk penyandang disabilitas.

Selain itu, hadir pula berbagai aktivitas seperti Pesantren Sam’an Cinta Al-Qur’an, pengembangan kawasan inklusif, peningkatan akses literasi Braille, serta kelas belajar bahasa isyarat. Terdapat juga program kesiapan kerja melalui sanggar lukis inklusif, serta beragam kegiatan kreatif untuk anak-anak yang melibatkan berbagai komunitas.

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Administrasi Umum Kota Bandung, Tono Rusdiantono menyampaikan, berdasarkan data BPS tahun 2023, terdapat sekitar 3 juta penyandang disabilitas di Jawa Barat. Dari jumlah itu, sekitar 8.900 orang di Kota Bandung. Anak-anak penyandang disabilitas dihadapkan pada tantangan sosial, psikologis, hingga ekonomi yang tak ringan.

“Stigma dan pengucilan membuat mereka kesulitan percaya diri. Padahal lingkungan dan keluarga sangat berperan penting dalam tumbuh kembang mereka,” ujar Tono.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement