REJABAR.CO.ID, BANDUNG-- Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengaku tengah menyiapkan sejumlah strategi berbasis teknologi dan tata kelola waktu untuk mengurai kemacetan. Salah satunya yaitu mengoptimalkan Area Traffic Control System (ATCS) yang dapat menyesuaikan durasi lampu lalu lintas berdasarkan kepadatan kendaraan secara real-time.
"Pemkot Bandung tengah menjajaki pemanfaatan teknologi Area Traffic Control System (ATCS) yang dapat menyesuaikan durasi lampu lalu lintas berdasarkan kepadatan kendaraan secara real-time," ujar Farhan, Rabu (23/7/2025).
Farhan mengatakan, sistem ATCS saat ini sudah tersedia akan tetapi belum sepenuhnya berfungsi secara otomatis karena keterbatasan data pendukung. Menurutnya, data durasi lampu hijau dan merah yang disesuaikan dengan waktu dan hari belum dipunyai.
"Alatnya sudah siap untuk otomatis tapi data durasi lampu hijau dan merah yang disesuaikan dengan waktu dan hari itu belum kita punya. Kita perlu big data dari perusahaan," kata dia.
Farhan mengaku sudah meminta Dinas Perhubungan Kota Bandung untuk membuat kajian dan laporan. Ia melanjutkan sedang mencari skema kerja sama dengan pihak penyedia data untuk memanfaatkan data pergerakan GPS sebagai acuan pengaturan lalu lintas yang lebih presisi.
Di samping itu, kata dia, kemacetan sering terjadi di persimpangan jalan seperti di kawasan Jalan Riau. Termasuk mengatur ulang jam masuk sekolah agar tidak menumpuk di jam yang sama.
Farhan menegaskan bahwa solusi jangka panjang bagi kemacetan Kota Bandung adalah penerapan konsep smart city. Ia juga menyinggung bahwa banyak infrastruktur teknologi yang sudah tersedia sejak lama akan tetapi belum digunakan secara optimal karena keterbatasan integrasi data.
“Saatnya Bandung jadi smart beneran. Alat-alat canggih sudah ada, tinggal dimanfaatkan dan didukung dengan data yang akurat,” kata dia.
Praktisi lalu lintas Edwin Affandi mengatakan Kota Bandung perlu revolusi sistem pengaturan lalu lintas melalui teknologi modern. Diakui Edwin, solusi inovatif berupa traffic light adaptif berbasis kecerdasan buatan (AI) bisa menjadi kunci untuk mengurai benang kusut kemacetan di simpang jalan. “Sistem fixed time tidak lagi relevan untuk kondisi lalu lintas yang dinamis. Diperlukan sistem cerdas yang bisa menyesuaikan waktu hijau berdasarkan kondisi riil di lapangan,” kata dia.