Soal fasilitas penunjang, di Pasir Bentang tersedia mushala dan toilet.
Destinasi wisata alam dengan luas sekitar dua hektare ini dikelola Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) LMDH Sarimukti.
Salah satu pengurusnya, Dede Yuyu, mengatakan, Pasir Bentang mulai dikelola sebagai destinasi wisata sejak sekitar 2020, dengan dibangunnya kedai kopi. “Karena tempat ini cocok untuk refreshing, menyegarkan pikiran di akhir pekan sambil menikmati kopi,” ujar Dede.
Menurut Dede, pengunjung yang datang ke Pasir Bentang umumnya masih berasal dari Kabupaten Ciamis dan Kota Tasikmalaya. Lokasi wisata alam ini biasanya ramai pengunjung pada akhir pekan. Bahkan, ada sejumlah pengunjung yang berkemah. Di Pasir Bentang, pada malam hari, pengunjung bisa melihat lampu-lampu di perkotaan.
Saat Republika mengunjungi Pasir Bentang, tak ada biaya tiket masuk yang diminta pengelola. Namun, pengunjung diminta ikut menjaga lokasi wisata alam itu, juga kebersihannya. Pengelola menyediakan sejumlah tempat sampah di lokasi.
Salah satu pengunjung, Annisa (31 tahun), mengaku senang berekreasi di Pasir Bentang. Apalagi lokasinya tak terlalu jauh dari rumahnya di Kota Tasikmalaya.
Jalan menuju lokasi wisata alam itu pun cenderung mudah, tinggal mengikuti arahan aplikasi navigasi. “Lokasinya mudah dijangkau, kopinya enak dan murah. Sebagaimana (wisata) alam, tempatnya enak buat mengistirahatkan pikiran,” ujar Annisa.