REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Bandung (Unisba) membangun sebuah rumah sakit di derah Nagreg, Kabupaten Bandung. Pembangunan rumah sakit Unisba ini, untuk proses pembelajaran Mahasiswa Fakultas Kedokteran serta masyarakat sekitar.
Demikian diungkapkan Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba KH Miftah Faridl saat Civitas akademik Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar silaturahmi Idul Fitri 1444 Hijriyah di Aula Kampus Unisba. Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor Unisba Edi Setiadi, jajaran Yayasan Unisba, Dosen, dan tenaga kependidikan.
KH Miftah juga meminta doa dan supportnya untuk pembangunan rumah sakit Unisba di Nagreg Kabupaten Bandung. "Biasanya saya sering membangun masjid. Saat ini saya dihadapkan untuk membangun rumah sakit. Tantangannya beda," ujar KH Miftah Faridl pada silaturahmi yang diisi dengan Tausiyah bertema “Silaturahmi Membangun Ketentraman Umat”.
Miftah Faridl pun meminta doa kepada seluruh warga Unisba dan masyarakat untuk mendoakan agar tantangan dan proses pembangunan rumah sakit Unisba untuk proses pembelajaran Mahasiswa Fakultas Kedokteran serta masyarakat sekitar bisa segera terwujud.
Sementara menurut Rektor Edi, Idul Fitri adalah momentum untuk mengevaluasi yang sudah dilakukan selama Ramadhan dan melanjutkan serta meningkatkannya di masa mendatang. Sebuah misi yang tidak selalu mudah, tetapi dengan ikhtiar terbaik serta pertolongan Allah SWT, Insya Allah kemudahan akan selalu hadir.
"Hendaknya di bulan Syawal dan seterusnya dapat dihiasi dengan perbuatan-perbuatan yang penuh dengan pengabdian baik kepada umat sebagai salah satu pemangku kepentingan Unisba maupun pengabdian yang tulus dan penuh dengan kerendahan hati kepada Allah SWT sebagai bentuk tunduk dan bergantung kepada-Nya," papar Edi.
Oleh karena itu, kata dia, di bulan Syawal ini kita usahakan tetap istiqomah atau konsisten dalam melakukan aktifasi niat baik yang istiqomah. Kita harus sering melakukan shalat tepat waktu, shalat sunnah semakin banyak ditunaikan, Alquran semakin tertib didaras, sedekah semakin rajin dijalankan, dan amanah semakin kuat dipegang.
"Ramadhan ternyata menghadirkan atmosfir yang kondusif untuk berbuat baik dan mengekang diri untuk berbuat kemaksiatan kepada Allah,” katanya.
Menurut Edi, konsistensi dalam beriman dan beramal baik pasca shaum di bulan Ramadhan dapat menjadi jaminan hidup yang baik (hayyah thoyibah) yang ditandai dengan tiga indikator, yaitu sejahtera (lahum ajruhum inda robbihim), damai (walaa khaufun alaaihim), dan bahagia (walahum yakhzanun).
“Tidak mudah untuk kita berbuat konsisten karena dibutuhkan ikhtiar untuk menjaganya, begitupun berbuat bajik mudah jika kita konsisten melakukannya, sikap jujur juga mudah jika hanya dijalankan kadang-kadang dan sebagainya. Begitupun ikhtiar dalam menjaga istiqomah adalah susah kecuali dengan menjaga jika kita lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT," paparnya.
Edi berpesan, kepada civitas akademika Unisba, yakni kepada tenaga kependidikan agar melayani mahasiswa dengan baik, ramah dan sopan sebagai aktiftas mulia bernilai ibadah yang diberikan kepada para mujahid penuntut ilmu. Bagi mahasiswa, ia mengingatkan kembali sabda Nabi Muhammad SAW bahwa menuntut ilmu adalah jalan jihad.
“Oleh karena itu bersungguh-sungguhlah mengambil air kehidupan berupa ilmu dan hikmah di telaga yang jernih yang bernama Unisba," katanya.