REJABAR.CO.ID, BANDUNG----Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beserta jajaran memanfaatkan artificial intelligence (AI) untuk mitigasi bencana di Indonesia. Ia mengatakan AI dapat dimanfaatkan untuk deteksi dini kebencanaan, dan potensi bencana.
"Untuk menjadi perhatian ke depan kembangkan industrialisasi penanggulangan kebencanaan dengan penerapan teknologi dan inovasi maupun kecerdasan buatan untuk memantau potensi bencana, mengembangkan sistem peringatan dini, meningkatkan kapasitas mitigasi bencana dan meminimalisasi risiko bencana," ujar Ma'ruf saat memberikan sambutan acara rakornas penanggulangan bencana di Kota Bandung, Rabu (24/4/2024).
Selain itu, ia menuturkan penggunaan AI dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemetaan risiko bencana di Indonesia secara tepat dan valid. Hasil itu semua, Ma'ruf Amin meminta agar diintegrasikan dalam perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup.
"Hal ini menjadi penting untuk mengendalikan risiko bencana yang ada, dan mengurangi timbulnya risiko bencana baru," katanya.
Ia pun meminta agar BPBD di tingkat provinsi, kota dan kabupaten diperkuat secara kelembagaan, sumber daya, dan peralatan. Selain itu, menerapkan kebijakan pemulihan pascabencana secara proposional dalam membangun kemandirian masyarakat.
Ma'ruf Amin mengatakan kondisi geografis dan geologi di Indonesia rawan dengan bencana. Terdapat pula kabupaten dan kota yang memiliki indeks risiko bencana tingkat tinggi.
Oleh karena itu, penanggulangan bencana harus dilakukan secara cermat dan inovatif. Termasuk rencana tanggap darurat mampu mengurangi dampak bencana terhadap kehidupan sosial masyarakat. Ia mencontohkan gempa bumi di Taiwan yang dapat diminimalisasi dari sisi kerusakan dan korban jiwa. Oleh karena itu, ia ingin pengembangan teknologi dan inovasi dalam penanggulangan bencana di Indonesia.
Kepala BNPB Letjen Suharyanto mengatakan kasus bencana yang terjadi di Indonesia mencapai 5.400 kasus tahun 2023 atau meningkat 52 persen dari tahun sebelumnya. Namun, dari sisi dampak kerusakan dan korban meninggal dunia berkurang.
"Korban jiwa meninggal dan luka turun 35 persen dari 9.628 jiwa pada tahun 2022 menjadi 6.061 jiwa. Demikian angka kerusakan infrastruktur tahun 2022 sebesar 97.891 turun menjadi 35.933 unit, menurun 63 persen," katanya.