REJABAR.CO.ID, MAKKAH -- Menjelang wukuf di Arafah, Sabtu, 15 Juni 2024, jamaah haji Indonesia diminta tidak memaksakan diri untuk ke Masjidil Haram dan lebih baik beristirahat guna mempersiapkan mental dan spiritual. Pasalnya layanan Bus Shalawat dihentikan sementara waktu sejak hari ini, Selasa (11/6/2024) pukul 12.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
"Kami tidak menyarankan untuk memaksakan diri ke Masjidil Haram agar bisa siap untuk melaksanakan wukuf,” kata Kasie Layanan Transportasi Daker Makkah Syarif Rahman di Mekkah, Senin (11/6/2024).
Dia menjelaskan, saat ini memasuki masa tenang persiapan puncak haji. “Layanan bus Shalawat menjelang wukuf di Arafah itu akan berhenti sementara, itu mulai besok tanggal 4 Zulhijah 1445 H atau 11 Juni 2024 jam 12 siang. Jadi setelah itu, istilahnya sudah memasuki masa tenang untuk persiapan wukuf di Arafah,” kata Syarif.
Bus Shalawat adalah bus yang disiapkan Kementerian Agama sebagai alat transportasi para jamaah haji Indonesia dari hotel Masjidil Haram di Mekkah. Bus ini beroperasional selama 24 jam dan gratis.
Bus-bus sudah ditarik pihak pengelola untuk difokuskan pada pelayanan puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (armuzna). Syarif mengatakan, total bus yang beroperasi adalah 450 unit.
Syarif mengatakan, bukan hanya bus shalawat saja yang ditarik oleh pengelola, tetapi bus-bus yang digunakan jamaah dari negara lain juga ditarik untuk konsentrasi persiapan Armuzna. Bus Shalawat akan kembali beroperasi setelah kegiatan di Armuzna selesai.
“Kembali beroperasi pada tanggal 15 Zulhijah atau tanggal 20 Juni 2024,” kata Syarif.
Syarif berkata, berhentinya layanan Bus Shalawat membuat jamaah lebih fokus menyiapkan diri. “Diharapkan dengan berhentinya layanan bus shalawat itu merupakan masa tenang. Jamaah fokus menyiapkan diri untuk pelaksanaan wukuf di Arafah. Lebih banyak istirahat, shalat di akomodasi dan masjid-masjid dekat akomodasi,” katanya.
Jamaah yang masih ingin ke Masjidil Haram masih tetap bisa menyewa taksi. Namun ongkos taksi di puncak haji akan naik berkali-kali lipat dari hari biasa.
“Naik taksi, tapi lagi-lagi supaya diketahui bahwa ongkos naik taksi semakin ke sini semakin mahal,” ucap Syarif.