REJABAR.CO.ID, KUNINGAN -- Puluhan rumah milik warga di Kabupaten Kuningan mengalami kerusakan setelah diguncang tiga kali gempa tektonik sepanjang Kamis (25/7/2024) dan Jumat (26/7/2024). Adapun tiga kali gempa itu masing-masing terjadi pada Kamis (25/7/2024) pukul 04.01 WIB, dengan kekuatan M=3,6, yang berlokasi di darat pada jarak tiga kilometer tenggara Kabupaten Kuningan pada kedalaman enam kilometer.
Masih di hari yang sama, gempa tektonik kembali melanda pada pukul 17.36 WIB, dengan kekuatan M=4,1, yang berlokasi di darat pada jarak satu kilometer tenggara Kabupaten Kuningan, dan kedalaman lima kilometer. Terakhir, gempa terjadi pada Jumat (26/7/2024) pukul 10.49 WIB, dengan kekuatan M=3,9, yang berlokasi di darat pada jarak enam kilometer BaratLaut Kabupaten Kuningan, pada kedalaman delapan kilometer.
Berdasarkan data yang disampaikan BPBD Kabupaten Kuningan, hingga Jumat (26/7/2024) pukul 19.16 WIB, dampak dari gempa tersebut menimbulkan kerusakan bangunan di 35 titik lokasi, yang terdiri dari 32 rumah tinggal, dua sarana pendidikan dan satu sarana ibadah. Kondisi itu tersebar di 11 desa/kelurahan di enam kecamatan.
Akibat gempa yang terjadi pada Kamis (25/7/2024), tercatat ada sembilan rumah yang mengalami rusak ringan dan satu unit masjid yang juga rusak ringan. Kondisi itu tersebar di Kelurahan Ciporang dan Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan, Desa Kertawirama Kecamatan Nusaherang serta Desa Jagara Kecamatan Darma.
Sedangkan akibat gempa yang terjadi pada Jumat (26/7/2024), tercatat ada 23 unit rumah rusak ringan yang tersebar Desa Rambatan Kecamatan Ciniru, Desa Kutakembaran dan Desa Lengkong Kecamatan Garawangi, Desa Cibinuang (Perum Graha Alana) Kecamatan Kuningan serta Desa Gerba (Perum Alam Asri) Kecamatan Kramatmulya. Selain rumah, gempa yang terjadi pada Jumat juga menyebabkan dua unit fasilitas pendidikan mengalami rusak ringan. Yakni, SDN 1 Ciporang Kecamatan Kuningan serta SMPN 2 Kuningan Kecamatan Kuningan. ‘’Tidak ada korban jiwa,’’ ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana.
Indra menjelaskan, berdasarkan hasil koordinasi dari PVMGB dan BMKG, gempa tektonik itu sementara tidak berpengaruh dan tidak mempengaruhi aktivitas vulkanik Gunung Ciremai. Adapun penyebab gempa bumi belum bisa dijustfikasi akibat pergerakan lempeng atau sesar yang ada, kemungkinan besar karena aktivitas sesar lokal dan perlu penelitian lebih lanjut oleh pihak terkait.
"Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,’’ kata Indra.