REJABAR.CO.ID, BANDUNG--Di era modern yang serba cepat ini, kualitas dan keamanan makanan menjadi perhatian utama bagi para konsumen. Karena, masyarakat semakin sadar akan pentingnya asupan nutrisi yang seimbang dan manfaat kesehatan yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Namun, masalah malnutrisi di Indonesia masih menjadi perhatian serius. Malnutrisi terjadi, tak hanya karena kekurangan gizi, tetapi juga kelebihan gizi seperti obesitas. Salah satu upaya untuk pemenuhan gizi yaitu dengan mengenali nutrition fact terhadap makanan yang akan masuk ke tubuh kita.
"Dengan mengenali nutrition fact, kita mendapatkan informasi terkait gambaran lengkap tentang kandungan nutrisi dalam suatu produk makanan, seperti jumlah kalori, lemak, protein, karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral," ujar CEO PT Adidharma Ekaprana, Arie Christianto, dalam keterangan resminya, Selasa (27/8/2024).
PT Adiharma Ekaprana sendiri, memiliki teknologi analisis proximate. Yakni, dasar dari setiap evaluasi nutrisi dalam industri makanan.
Arie menjelaskan, di tengah kebutuhan gizi pasti akan muncul pertanyaan penting yakni bagaimana kita dapat memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi memenuhi standar gizi yang diperlukan. Salah satu cara yang efektif dan banyak digunakan dalam industri pangan adalah melalui analisis proximate.
Karena, kata dia, dengan Analisis proximate maka bisa mengidentifikasi komponen utama dalam bahan makanan, termasuk kelembapan, abu, protein, lemak, dan karbohidrat. Dengan melakukan analisis ini, para produsen makanan dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai komposisi nutrisi dalam produk yang mereka hasilkan.
Selain itu, kata dia, sistem ini menekankan pentingnya teknologi analisis proximate dalam membantu industri makanan mencapai standar kualitas yang lebih tinggi. Serta, memastikan informasi nutrisi yang akurat bagi konsumen. Ini menjadi langkah penting dalam menjaga kepercayaan konsumen terhadap kualitas dan nilai gizi produk yang dikonsumsi.
"Analisis proximate adalah dasar dari setiap evaluasi nutrisi dalam industri makanan. Dengan teknologi analisis proximate yang kami tawarkan, kami berharap dapat mendukung peningkatan kualitas dan kontrol dalam industri makanan Indonesia," papar Arie Christianto.
Dalam industri makanan, kata dia, analisis proximate berperan penting dalam beberapa aspek utama. Di antaranya, penentuan nilai gizi. Yakni, memberikan informasi dasar tentang kandungan nutrisi suatu produk makanan. Kemudian, kontrol kualitas untuk memastikan bahwa setiap batch produk makanan yang diproduksi konsisten dalam kualitasnya. Serta, pengembangan produk baru yang membantu merancang formula makanan baru yang lebih sehat dan berkualitas.
"Penelitian makanan, mendukung penelitian terkait komposisi makanan, yang penting untuk inovasi dan pengembangan produk yang lebih baik. Serta pelabelan nutrisi akan membantu menyediakan label nutrisi yang akurat, sehingga konsumen dapat membuat pilihan yang lebih baik tentang makanan yang mereka konsumsi," paparnya.
Beberapa alat untuk analisis proximate yang ditawarkan PT Adidharma Ekaprana meliputi produk dari brand Ankom dan Blue Sun Scientific. Ankom adalah salah satu merek terdepan dalam penyediaan alat untuk analisis proximate. PT Adidharma Ekaprana menghadirkan dua unit unggulan, yaitu Ankom Flex dan Ankom TDF.
Ankom Flex adalah instrumen laboratorium khusus yang dirancang untuk mengekstrak dan menyiapkan sampel secara efisien untuk analisis vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K) dan kolesterol. Ankom TDF adalah alat Total Dietary Fiber Analyzer yang khusus dirancang untuk menentukan total kandungan serat makanan dalam sampel makanan.
Selain Ankom, PT Adidharma Ekaprana juga memperkenalkan Blue Sun Scientific Phoenix, alat Near-Infrared Spectroscopy (NIRS) untuk analisis berbagai bahan makanan. Alat ini menawarkan berbagai jangkauan gelombang sesuai dengan jenis sampel yang akan diuji, seperti canola, sereal, coklat, susu, pakan ternak, tepung, kentang, dan banyak lagi.