REJABAR.CO.ID, BANDUNG--Rumah musik milik musisi 'Ken Arok Rock Opera' almarhum Harry Roesli di Jalan Supratman Kota Bandung nomor 59 bakal dijual. Keputusan menjual rumah tersebut dilatarbelakangi oleh biaya operasional merawat rumah seluas 800 meter persegi yang besar serta kepemilikan rumah yang dimilik keluarga besar Roesli.
Seperti diketahui, Rumah Musik Harry Roesli menjadi ruang dan wadah kreativitas seniman serta pergerakan di Kota Bandung pada masanya. Bahkan menjadi tempat bagi pengamen jalanan berkumpul. Termasuk almarhum Harry Roesli menelurkan album 'Ken Arok Rock Opera'.
Layala Krisna Patria mengungkapkan keputusan akhir untuk menjual rumah musik almarhum ayahnya Harry Roesli terbilang sangat berat. Sebab berbagai kenangan tentang ayahnya dan pergerakan kesenian di Bandung berada di rumah yang ditetapkan cagar budaya golongan B.
Namun, Layala mengatakan keputusan menjual rumah milik keluarga besar Roesli dilakukan karena beban biaya operasional tiap bulan untuk rumah yang mencapai puluhan juta. Selain itu, rumah tersebut bukan hanya milik almarhum ayahnya akan tetapi keluarga besar Roesli.
"Memang tahun 2018 saat itu wacana dijual, sebetulnya statusnya bukan hanya (milik) Harry Roesli tapi keluarga besar Harry Roesli. Ini milik punya bapak ibu dia (almarhum), kakek nenek saya," ujar Layala saat ditemui di rumah musik Harry Roesli, Selasa (17/12/2024).
Ia menuturkan keluarga besar sempat bimbang saat hendak menjual rumah yang penuh kenangan tersebut. Namun, melihat kondisi yang ada terutama banyak keluarga dan saudara yang sudah menyebar di luar kota keputusan menjual rumah akhirnya dipilih.
"Diakui lama-lama keberadaan rumah ini secara finansial bisa dilihat rumah sebesar ini dengan area strategis tentu kebutuhan operasional bukan hal yang ringan dan mudah akhirnya sepakat semua diputuskan dijual," kata dia.
Saat ini, kata dia, ruang utama di rumah tersebut masih digunakan untuk kegiatan tari ibunya, kegiatan musik serta kegiatan sosial memberdayakan dan memberikan beasiswa pengamen jalanan yang tetap harus dijalankan sesuai pesan almarhum ayahnya.
Layala melanjutkan, beberapa ruang sengaja disewakan demi menutupi beban operasional rumah tersebut. Ia menyebut sewa tersebut untuk sementara waktu efektif menutup beban operasional saat ini. "Dengan ada sewa, ruang area musik kami terbatas. Dulu sering banget acara ada pameran gathering antar musisi sekarang agak sulit melakukan itu karena ada beberapa tenant," kata dia.
Ia melanjutkan upaya memberikan beasiswa belajar musik kepada pengamen jalanan pun saat ini cenderung menyusut. Sebab kondisi finansial yang terbatas.