Jumat 10 Jan 2025 11:50 WIB

Kasus DBD di Kota Cimahi Meroket Sepanjang Tahun 2024, Ini Pemicunya

Meroketnya kasus DBD sepanjang tahun 2024 itu dikarenakan adanya perubahan iklim

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Anggota Pramuka Kwarcab Cimahi melakukan pengasapan (fogging) di lingkungan perumahan warga di Jalan Kihapit Barat, Kota Cimahi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Anggota Pramuka Kwarcab Cimahi melakukan pengasapan (fogging) di lingkungan perumahan warga di Jalan Kihapit Barat, Kota Cimahi

REJABAR.CO.ID,  CIMAHI -- Jumlah kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kota Cimahi, Jawa Barat sepanjang 2024 mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Perubahan iklim dan cuaca menjadi salah satu pemicunya.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Cimahi, jumlah kasus DBD tahun 2023 itu hanya 363 orang dan 2 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah kasusnya meroket tahun 2024 menjadi 822 orang, 6 di antaranya meninggal dunia.

Baca Juga

"Jumlahnya memang tahun 2024 ada peningkatan dibandingkan tahun 2023. Tahun lalu tercatat ada 822 kasus, sedangkan tahun 2023 hanya 363 kasus," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini, Jumat (10/1/2025).

Menurut Dwihadi, meroketnya kasus DBD sepanjang tahun 2024 itu dikarenakan adanya perubahan iklim dan faktor cuaca. Cuaca yang tidak menentu dimana terkadang hujan kerap menimbulkan genangan yang menjadi tempat tumbuhnya jentik nyamuk aedes aegypti.

"Perubahan iklim, karena bukan di Cimahi saja peningkatan kasusnya. Kemudian cuaca juga karena kadang turun hujan, kemarau lagi. Biasanya itu memicu munculnya genangan air," katanya.

Dengan banyaknya temuan kasus DBD itu, pihaknya mengingatkan masyarakat selalu mewaspadai potensi penularannya. Di antaranya dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Selain PSN, Dinkes Kota Cimahi juga menyarankan masyarakat Kota Cimahi menanam tanaman yang bisa mengusir nyamuk. Seperti bunga lavender, daun siri dan daun mint. Sebab, tanaman-tanaman tersebut diyakini bisa mengusir nyamuk penyebar virus DBD. 

"Kita anjurkan menanam tanama yang bisa mengusir nyamuk. Contoh bunga lavender, daun siri, daun mint," katanya.

Dwihadi juga menyarankan agar masyarakat memelihara ikan cupang, mujair, mas dan sebagainya di bak penampungan air yang sulit dijangkau. Sebab, keberadaan berbagai jenis ikan itu akan menghambat perkembangbiakan jentik nyamuk aedes aegypty. "Ikan cupang atau ikan lainya juga adalah pemakan jentik. Jadi bisa buat pencegahan dari mulai jentiknya agar tidak berkembangbiak jadi nyamuk penyebab DBD," imbuhnya.

Berikut rincian kasus DBD tahun 2024

1. Januari 145 kasus

2. Februari 154 kasus

3. Maret 162 kasus

4. April 103

5. Mei 82 kasus

6. Juni 45 kasus

7. Juli 36 kasus

8. Agustus 33 kasus

9. September 22 kasus

10. Oktober 16 kasus

11. November 18 kasus

12. Desember 6 kasus

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement