Setelah melewati underpass, kemudian nantinya akan diarahkan belok kiri menuju Kantor Kecamatan Ngamprah. Dari sana, pelancong hanya tinggal melanjutkan perjalanan sekitar 10-15 menit saja dengan menyusuri jalan yang masih bisa diakses dengan kendaraan.
Di perjalanan, pelancong akan menemukan warung pertama yang artinya titik pemberhentian terakhir kendaraan sebelum melanjutkannya dengan berjalan kaki melewati jalan setapak. Panorama alam di tengah pesawahan dan syahdunya angin membuat perjalanan kaki sekitar 500 meter membuat lelah seketika hilang.
Dulunya, sumber mata air panas Cibaligo hanya digunakan warga untuk memandikan hewan ternak seperti kambing dan kerbau. Namun seiring berjalannya waktu, tempat itu perlahan digunakan warga untuk mandi hingga akhirnya kini dibuatkan kolam untuk menampung sumber mata air tersebut. "Ini lama kalau sumber mata air panasnya, kalau dulu suka dipakai mandiin hewan ternak. Sekarang gak boleh, sekarang bisa dimanfaatin warga untuk berendam, wisata gratis," kata Agam.
Menurutnya, objek sumber mata air panas itu biasanya ramai didatangi pengunjung baik warga lokal maupun dari luar daerah itu di pagi atau sore hingga malam hari. Sebab di waktu tersebut, air sedang panas-panasnya sehingga enak untuk berendam.
"Sampe malem juga ada biasanya, yang main sepeda terus berendam di sini. Kan kalo sore ke malam itu airnya lebih panas," kata dia.
Sementara itu Rahmat Syauqi (33), warga asal Kota Bandung mengaku baru pertama kali mengunjungi objek sumber mata air panas di kawasan pesawahan. Ia diajak temannya karena penasaran ingin merasakannya secara langsung. "Tadi diajak temen katanya ada air panas tapi di tengah sawah terus jauh dari gunung berapi, saya pensaran jadi ikut. Pas sampe ternyata beneran panas," kata dia.