REJABAR.CO.ID, BANDUNG — Anggota komisi V DPRD Jawa Barat Iwan Koswara menyebut praktik judi online (judol) sebagai musuh nyata masyarakat. Ia menilai, maraknya fenomena ini tak hanya merusak tatanan moral, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi rumah tangga hingga berujung pada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Judol itu bukan sekadar permainan, tapi penyakit sosial yang menggerogoti pelan-pelan. Banyak keluarga hancur bukan karena kekurangan, tapi karena kepala keluarganya kecanduan judi,” kata Iwan saat dihubungi melalui video call oleh Republika.co.id, Sabtu pagi (19/4/25)
Politisi PSI ini menyebut dirinya kerap menerima aduan masyarakat. Salah satu yang paling menyentuhnya datang dari seorang ibu muda di dapilnya. Sang suami, yang semula rajin bekerja sebagai sopir ojek online, kini nyaris tak menafkahi keluarga karena uangnya habis untuk berjudi lewat ponsel.
“Pak, suami saya tiap malam main judi. Tiap dapat uang hilang entah ke mana. Kadang saya harus bohong ke anak soal uang jajan,” ujar Iwan menirukan aduan warga.
Iwan menegaskan, Pemprov Jabar perlu bertindak lebih serius dalam menyosialisasikan bahaya judol. Ia mendorong pembentukan satuan tugas terpadu bersama aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, hingga majelis taklim untuk memotong rantai penyebaran platform ilegal ini.
“Kadang, di warung kopi atau pos ronda, kita lihat orang bermain terang-terangan. Seolah-olah ini sudah hal biasa. Ini alarm besar bagi kita semua,” ujarnya.
Menurutnya, dampak judol lebih luas dari yang terlihat, ekonomi keluarga kolaps, anak terabaikan, bahkan bisa memicu kekerasan fisik karena tekanan psikis yang berkepanjangan.
“Ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi ancaman langsung terhadap ketahanan keluarga,” kata Iwan.
Dia juga mengajak masyarakat saling mengingatkan dan menguatkan dalam menghadapi bahaya laten ini.