Kamis 29 May 2025 13:23 WIB

Warga Rela Patungan Bantu TKW yang Sakit Parah di Taiwan

Keluarga Marini harus menjual tanah milik mereka yang masih tersisa

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Mujahid (40), menunjukkan foto istrinya, Marini (38), yang terbaring di rumah sakit di Taiwan setelah terjatuh di kamar mandi. Warga Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu itu meminta bantuan kepada Presiden Prabowo, Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi dan Bupati Indramayu, Lucky Hakim.
Foto: Dok Republika
Mujahid (40), menunjukkan foto istrinya, Marini (38), yang terbaring di rumah sakit di Taiwan setelah terjatuh di kamar mandi. Warga Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu itu meminta bantuan kepada Presiden Prabowo, Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi dan Bupati Indramayu, Lucky Hakim.

REJABAR.CO.ID,  INDRAMAYU--Penderitaan dialami Marini (38), seorang pekerja migran Indonesia (PMI) perempuan atau TKW yang saat ini sedang terbaring di rumah sakit di Taiwan, mengetuk hati para tetangga di kampung halamannya. Yakni, di Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.

Warga melakukan aksi penggalangan dana untuk membantu meringankan beban Marini dan keluarganya. Marini dikabarkan mengalami koma usai terjatuh di kamar mandi saat bekerja di Taiwan. Majikannya yang mengetahui hal itu langsung  membawanya ke rumah sakit.

Baca Juga

Terhitung hingga Rabu (28/5/2025), Marini sudah dirawat selama 17 hari di rumah sakit di Taiwan. Ia pun telah menjalani beberapa kali operasi karena mengalami cidera yang serius pada kepalanya. Pihak keluarganya di kampung halaman pun harus menjual harta benda yang mereka miliki untuk membiayai operasi Marini. Bahkan untuk operasi terakhir beberapa hari yang lalu, pihak rumah sakit meminta biaya Rp 25 juta.

Untuk memenuhi keperluan operasi itu, keluarga Marini harus menjual tanah milik mereka yang masih tersisa. Kini, mereka sudah tidak memiliki harta berharga lagi selain rumah yang mereka tempati. Salah seorang tetangga Marini, Tika Renika (35), mengaku sangat iba melihat kondisi Marini dan keluarganya. Pasalnya, Marini berasal dari keluarga kurang mampu. Suaminya merupakan seorang petani.

Untuk itu, Tika mengajak para tetangganya untuk melakukan penggalangan dana. Ia pun meminta izin terlebih dahulu untuk melakukan penggalangan dana tersebut. “Saya minta izin ke keluarga dan ke Pak Kuwu (kepala desa),” katanya.

Tika mengungkapkan, kegiatan penggalangan dana itupun mendapat dukungan dari banyak warga. Terbukti, hanya dalam waktu dua hari, berhasil terkumpul Rp 7,5 juta. Tika mengakui, suami dari Marini saat itupun berusaha keras untuk membiayai operasi istrinya. Bahkan, memilih untuk menjual tanah senilai Rp 25 juta sebelum merepotkan orang lain.

Marini akhirnya selesai menjalani operasi di rumah sakit di Taiwan. Namun, kondisinya belum pulih dan masih sulit diajak komunikasi. “(Uang hasil penggalangan dana) di simpan dulu sekarang, untuk jaga-jaga takutnya ada biaya lain yang diminta rumah sakit,” katanya.

Tika dan warga Desa Tinumpuk lainnya berharap agar kondisi Marini di Taiwan bisa sehat kembali. Mereka juga mengharapkan agar kondisi Marini mendapat perhatian dari pemerintah.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement