Selasa 10 Jun 2025 17:13 WIB

Kisah Pilu Remaja Asal Cimahi, Terluka Parah Usai Dihujani Lemparan Batu Sekelompok Remaja

Korban dibawa ke rumah temannya, tiba-tiba kejang dan darah keluar dari mulut

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Remaja Asal Kota Cimahi, Jawa Barat Mochamad Racka Rivaldy (19) Sedang Dirawat Usai Dianiaya Sekelompok Orang.
Foto: Dok Republika
Remaja Asal Kota Cimahi, Jawa Barat Mochamad Racka Rivaldy (19) Sedang Dirawat Usai Dianiaya Sekelompok Orang.

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG BARAT -- Nasib nahas dialami remaja asal Kota Cimahi, Jawa Barat, Mochamad Racka Rivaldy (19). Ia harus menjalani operasi hingga dua kali usai dihujani lemparan batu oleh sekelompok orang tak dikenal.

Insiden itu dialami korban pada 11 Mei 2025 di Jalan Kamarung, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Racka yang sedang dalam perjalanan bermain dengan beberapa orang temannya tiba-tiba dihadang sekelompok orang, yang kemudian melempari mereka dengan batu.

Baca Juga

"Anak saya jadi korban penyerangan, dilemparin batu sampai kepalanya berdarah dan terluka parah," ujar Irma saat dikonfirmasi, Selasa (10/6).

Korban dibawa ke rumah temannya, namun tiba-tiba kejang dan darah keluar dari bagian mulutnya. Teman-teman korban lalu membawa Racka ke klinik terdekat, namun kondisinya yang cukup parah membuat korban mesti dirujuk ke rumah sakit lebih besar.

Racka dibawa ke Rumah Sakit Mitra Kasih, Kota Cimahi yang kemudian melakukan pemeriksaan. Termasuk CT Scan untuk mengetahui kondisi kepalanya yang mengalami luka padah usai terkena lemparan batu.

"Ternyata ada bagian tengkorak kepala bagian depan anak saya itu retak, nah retakannya menusuk ke otak. Jadi waktu itu harus segera dioperasi, kalau enggak akan terus kejang-kejang," kata Irma.

Racka kemudian dioperasi beberapa hari kemudian. Apesnya, biaya operasi tak ditanggung BPJS sehingga keluarga harus membayarnya secara umum. Alasannya, dia merupakan korban dari aksi kriminal. "Jadi biayanya mahal, tapi enggak ditanggung BPJS karena anak saya korban kriminal. Jadi harus ditanggung dengan umum. Anak saya harus dua kali operasi, operasi kedua sekitar 2 bulan lagi," katanya.

Usai operasi pertama, anaknya masih belum bisa banyak bergerak dan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur. Korban masih sering merasa pusing bahkan kalau cuma berbicara. "Aktivitas di rumah ya paling makan, sudah bisa sendiri. Kalau ke sekolah atau bepergian jauh belum bisa, pergi juga cuma buat kontrol lalu terapi. Buat pemeriksaan polisi juga suka pusing," kata Irma.

Ia akhirnya melaporkan peristiwa penyerangan yang menyebabkan anaknya cedera parah itu ke polisi. Ia menuntut agar pihak pelaku bertanggungjawab atas perbuatannya. "Sudah laporan ke Polres Cimahi, cuma sampai sekarang informasinya masih penyelidikan. Saya minta pelaku yang membuat anak saya jadi seperti ini dihukum setimpal atau tanggungjawab," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Humas Polres Cimahi, Iptu Gofur Supangkat mengatakan pihaknya sudah menerima informasi kejadian tersebut. Saat ini anggota Satreskrim Polres Cimahi dan Unit Reskrim Polsek Cimahi sedang melakukan penyelidikan. "Korban sudah membuat laporan, saat ini kami sedang melakukan penyelidikan," kata Gofur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement