REJABAR.CO.ID, BANDUNG--Hasil penelitian tentang sawit karya tiga mahasiswa dan satu dosen dari Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan (Unpas) terpilih dalam kompetisi diselenggarakan setiap tahun oleh Kementerian Keuangan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Menurut Wakil Rektor Unpas, Dr. M. Budiana, S.IP., M.Si, tim Unpas mengusung tema bidang sosial ekonomi. Judul penelitiannya adalah “Optimalisasi Perdagangan Kelapa Sawit Indonesia di Forum CPOPC melalui Mekanisme Kartel Internasional Ditinjau dari Stag Hunt Theory.”
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh posisi Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia yang masih menghadapi tantangan besar dalam perdagangan internasional. Antara lain, akibat kompetisi yang tidak sehat dengan negara produsen lain dan adanya kebijakan perdagangan global yang kurang menguntungkan.
"Oleh karena itu, penelitian ini dirancang untuk mengkaji peluang bagi Indonesia dalam memimpin kerja sama dengan negara produsen lain melalui forum CPOPC, dengan memanfaatkan mekanisme kerja sama harga yang lebih stabil, terencana, dan menguntungkan, melalui pendekatan teoretis Stag Hunt," ujar Budiana kepada wartawan, Selasa (8/7/2025).
Menurutnya, perjalanan untuk mencapai tahap ini tidak mudah. Proposal yang diajukan tim mahasiswa HI UNPAS harus melewati seleksi administratif dan substansi yang ketat. "Dari ratusan proposal yang masuk dari berbagai perguruan tinggi, BPDPKS kemudian memilih proposal-proposal terbaik yang layak mendapatkan pendanaan hibah penelitian untuk dilaksanakan," katanya.
Proposal Unpas, kata dia, menjadi salah satu di antara proposal terpilih yang memperoleh dana hibah dari BPDPKS. Total pendanaan penelitian dari pihak penyelenggara sebesar Rp20 juta, serta didukung juga oleh universitas untuk menyelesaikan riset ini secara optimal.
Capaian ini, kata dia, menunjukkan komitmen Unpas dalam mendorong penelitian yang berdampak nyata bagi pembangunan nasional dan memberi kontribusi nyata pada penguatan diplomasi ekonomi Indonesia. "Kami berharap prestasi ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk berani melangkah, mengeksplorasi gagasan, dan memberikan kontribusi melalui penelitian yang relevan dengan tantangan bangsa," katanya.
Seperti diketahui, kompetisi tersebut diselenggarakan setiap tahun oleh Kementerian Keuangan melalui BPDPKS sebagai wujud nyata dukungan terhadap riset strategis yang relevan untuk penguatan industri kelapa sawit Indonesia.
Perlombaan ini terbuka bagi mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia dan menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan penelitian berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mendukung sawit Indonesia yang berkelanjutan, berdaya saing tinggi, serta ramah lingkungan.
Tema riset yang disediakan BPDPKS pada tahun ini meliputi tujuh bidang prioritas, mulai dari budidaya hingga hilirisasi produk sawit, inovasi teknologi biomaterial, bioenergi, hingga kajian sosial ekonomi industri sawit.