Menurut Didi, ambruknya oprit Jembatan Cidugaleun tidak terjadi secara tiba-tiba. Ia menyebut sudah ada tanda-tanda ambles sejak beberapa bulan lalu. “Tanda rusak sudah ada sekitar empat bulan. Sudah ada ambles sebelah, tapi belum ada penanganan. Sudah kejadian, baru penanganan,” katanya.
Warga lainnya, Hanhan (38), juga menyampaikan hal serupa. Ia kini berharap pemerintah dapat segera melakukan perbaikan akses jembatan karena penting untuk lalu lintas masyarakat, terutama untuk kegiatan ekonomi. “Banyak tukang sayuran yang melintas,” ujar Hanhan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya saat ini tengah menyiapkan solusi sementara untuk lalu lintas warga. Pemkab berupaya membuka kembali jalan lama yang berada di bawah jembatan.
Jalan lama itu merupakan akses utama masyarakat sekitar sebelum dibangunnya Jembatan Cidugaleun pada 2016. Namun, jalan lama yang merupakan cekdam itu tak lagi digunakan setelah ada jembatan.
Saat ini, kondisi cekdam itu masih tergenang aliran Sungai Cikunten lantaran adanya material batu dan terjadinya sedimentasi. Pemkab Tasikmalaya akan menurunkan alat berat untuk membersihkan material yang berada di bawah cekdam, sehingga air tak melintas di atasnya.