Terkait ekonomi, Fahmi mencontohkan, di Desa Parumasan ada potensi usaha penganan opak. Menurut dia, pemasaran opak ini terganggu dengan kondisi jalan yang rusak. “Karena tak jarang masyarakat mau kirim opak pakai motor, motornya jatuh dan opaknya rusak. Itu kan mengganggu perekonomian,” katanya.
Menurut Fahmi, panjang jalan yang kondisinya rusak sekitar 3,5 kilometer. Jalan itu umumnya masih berupa bebatuan kerikil, yang kondisinya menjadi licin ketika turun hujan. Ia menyebut sudah beberapa kali pihak pemerintah maupun perwakilan rakyat datang ke lokasi jalan yang rusak itu.
Pemerintah pun menyatakan akan melakukan perbaikan, tetapi tak kunjung terealisasi. “Kita akan terus kawal agar perbaikan jalan segera direalisasikan,” kata Fahmi.
Kondisi ruas Jalan Abdul Muis di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, juga dikeluhkan. Salah seorang warga sekitar, Mujib, mengatakan, di ruas jalan tersebut banyak lubang, serta batu besar dan tajam. Ketika turun hujan, di ruas jalan itu juga muncul genangan air.
“Kalau hujan, sangat licin jika kendaraan roda dua atau roda empat melintas. Itu tentu membahayakan masyarakat ketika beraktivitas,” kata Mujib.
Menurut warga, jalan tersebut tak kunjung diperbaiki sejak 2008. Padahal, kata Mujib, Jalan Abdul Muis merupakan jalur utama bagi masyarakat Desa Barumekar dan Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukaraja, untuk menuju perkotaan. Tak hanya untuk aktivitas ekonomi, jalan itu juga menunjang aktivitas pendidikan anak sekolah dan pelayanan kesehatan.