REJABAR.CO.ID, PANGANDARAN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, mendata 23 kejadian bencana sejak Jumat (7/7/2023). Di antaranya bencana banjir yang berdampak terhadap ruas jalan, sawah, juga permukiman warga.
Mengacu data BPBD, bencana banjir dilaporkan di 12 titik. Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pangandaran Untung Saeful Rokhman, banjir yang terbilang paling besar dampaknya terjadi di Desa Bojong, Kecamatan Parigi. “Sampai jalan tidak bisa dilalui, ada di Jalan Karangnangka, Bojong. Area persawahan juga banyak. Rumah ada, tapi tidak terlalu banyak,” ujar dia, saat dikonfirmasi Republika, Ahad (9/7/2023).
Untung mengatakan, kejadian banjir di Bojong berdampak terhadap sekitar 253 kepala keluarga (KK) atau 759 jiwa. Ia menyebut BPBD tidak membuka posko pengungsian di sejumlah daerah terdampak banjir karena rumah warga masih bisa ditempati. “Karena memang rumah penduduk masih bisa dihuni. Hanya tergenang air saja,” ujar Untung.
Menurut Untung, pada Sabtu (8/7/2023) genangan air banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Pangandaran sudah surut. Ia menyebut kejadian banjir ini sebagian besarnya berdampak terhadap jalan dan sawah. Sementara rumah warga yang tergenang air disebut relatif sedikit.
Untung mengatakan, banjir yang menggenang sejumlah wilayah di Kabupaten Pangandaran itu dipicu hujan dengan intensitas di wilayah hulu sungai, ditambah adanya gelombang pasang air laut. Alhasil, air di muara sungai meluap dan memicu banjir.
Selain banjir, BPBD Kabupaten Pangandaran mendata kejadian tanah longsor, jalan ambles, retakan tanah, rumah ambruk, dan pohon tumbang, tersebar di sejumlah wilayah. Dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun luka akibat kejadian bencana ini.