Sekretaris Kecamatan Jonggol, Gogo Badarudin, mengatakan, warga kesulitan air untuk kebutuhan sehari-hari, seperti untuk konsumsi, mandi, juga mencuci. Meskipun warga ada sumur masing-masing, kini airnya tak bisa dimanfaatkan.
Menurut Gogo, tidak turunnya hujan sekitar dua bulan terakhir membuat warga tak bisa menadah air. Debit air Sungai Cipamingkis juga menurun. “Sungai ya kebanyakan tadah air hujan, ya susah. Sungai Cipamingkis juga kalau hujan saja ada airnya. Kalau enggak ada hujan mah kering,” kata dia, Rabu.
Gogo mengatakan, air yang melalui Bendung Jatinunggal masih bisa mengalir ke Desa Weninggalih dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan mencuci atau mandi. Namun, tidak untuk air minum. “Untuk keperluan minum mah sudah enggak bisa itu, kan kotor airnya,” kata dia.
Sebagai solusi jangka pendek, menurut Gogo, pihak kecamatan dan desa mengajukan bantuan air bersih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Penyaluran bantuan air bersih dikoordinasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan PDAM. “Untuk toren-toren kecil sudah disiapkan. Karena sudah terbiasa kekeringan, ya tiap-tiap RT tuh sudah ada toren. Sudah paham antisipasinya,” kata Gogo.