REJABAR.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mendorong para santri untuk dapat mengadopsi perkembangan teknologi digital di tengah tantangan global. Inovasi dengan memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat membuat santri turut menjadi penggerak ekonomi kreatif.
Sandiaga dalam kegiatan "Santri Digitalpreneur Indonesia" di Pondok Pesantren Darul Muttaqien Jabon Mekar, Kabupaten Bogor, menuturkan, salah satu perkembangan teknologi yang patut diantisipasi para santri dan masyarakat pada umumnya adalah AI.
Sandiaga mengatakan, ada 23 juta lapangan kerja yang akan tergantikan oleh teknologi, termasuk AI. "Tapi sebetulnya tidak akan terhapus kalau kita memiliki inovasi-inovasi seperti yang diajarkan dalam program Santri Digitalpreneur Indonesia ini," kata Sandiaga Uno dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (19/10/2023).
Dengan mengadopsi teknologi AI yang ditunjang dengan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, pemerintah menyebut bakal tercipta 46 juta lapangan kerja baru. Potensi ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh para santri sehingga dapat menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja.
Terlebih sekarang pengguna internet di Indonesia tercatat ada 215,63 juta orang pada periode 2022-2023. "Kita harapkan Santri Digitalpreneur Indonesia mampu menjadikan para santri bukan hanya siap dari iman dan takwa yang berakhlakul karimah, tapi juga dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa menjadi seorang digitalpreneur yang membawa Indonesia maju," kata Sandiaga.
Menparekraf mengapresiasi Pondok Pesantren Darul Muttaqien Jabon Mekar karena materi teknologi digital termasuk salah satu materi utama pembelajaran. "Saya sudah melihat konten-konten yang diciptakan tim dokumentasi di sini, dan saya menilai kualitasnya hampir mengungguli pemerintah (Kemenparekraf)," pujinya.
Pimpinan Pondok Pesantren Pondok Pesantren Darul Muttaqien Jabon Mekar, Adyanto Arief, menyatakan, adaptif pada perkembangan teknologi adalah suatu keharusan bagi bangsa yang merdeka.
Adyanto mengatakan, penggunaan teknologi harus diimbangi dengan semangat kebangsaan yang melekat dengan ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan keadilan sosial.