REJABAR.CO.ID, BANDUNG--Raut wajah Lilis (59) terlihat sumringah saat melihat anaknya Bima (16 tahun) mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung, Senin (14/7/2024). Ia memiliki harapan agar anaknya Bima kelak dapat meningkatkan derajat ekonomi keluarga.
Di tengah kondisi ekonomi keluarga yang kembang kempis, ia tak henti-hentinya terus bersyukur. Sebab anaknya tersebut dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas secara gratis dan tinggal di asrama.
Lilis yang sudah ditinggalkan suami karena meninggal dunia sejak anaknya masih kecil mengaku sebagai penerima bantuan program keluarga harapan (PKH). Ia dihubungi oleh pendamping sosial untuk mendaftarkan anaknya melanjutkan pendidikan SMA di sekolah rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Setelah mendaftar dan mengikuti seleksi, Lilis mengungkapkan bahwa anaknya yang merupakan lulusan SMP Nusantara lolos diterima di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA). Anaknya pun mengikuti MPLS SRMA di Poltekesos Bandung.
"Alhamdulillah ada sekolah rakyat, meringankan beban orangtua segala-segalanya," ujar Lilis berkaca-kaca ditemui di Poltekesos Bandung, Senin (14/7/2025).
Ibu tunggal yang tinggal di Jalan Kopo Citarip ini mengaku terbantu karena seluruh fasilitas diberikan oleh pemerintah. Ia pun mengaku rela dan ikhlas anaknya tinggal di asrama demi mendapatkan pendidikan yang bagus. "Semoga jadi anak yang baik, soleh dan meningkatkan mutu orangtua," kata Ibu Lilis.
Sementara itu, salah seorang siswa Sekolah Rakyat Jagat Bachtiar mengaku meminta kepada orangtuanya untuk dapat belajar di sekolah rakyat. Ia pun bersyukur dapat masuk ke sekola rakyat dengan harapan bisa mengubah hidupnya menjadi lebih maju. "Saya yang minta ke orangtua biar masa depan cerah," kata dia.
Setelah tuntas sekolah, ia mengaku ingin berangkat ke luar negeri dan bekerja di sana. Satu harapannya, ia dapat meringankan beban orangtua yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pasar. "Saya ingin keluar negeri bisa mencari kerja meringankan beban orangtua," kata dia.
Direktur Poltekesos Bandung Suharma mengatakan, para siswa sekolah rakyat mulai menjalani tes kesehatan dan kebugaran. Selanjutnya, mereka akan dikenalkan terhadap lingkungan sekolah dan asrama serta sistem pembelajaran.
Menurutnya, pihaknya juga akan melibatkan TNI dan Polri dalam mengembangkan karakter siswa serta menanamkan nilai-nilai cinta tanah air, disiplin, empati dan toleransi. Selain itu, memahami tentang bahaya perundungan dan narkoba. "Kurikulum orientasi dua bulan lalu kurikulum formal, dan kurikulum boarding (school)," kata dia.
Ia mengatakan para siswa akan dibekali inventaris berupa laptop selama tiga tahun bersekolah.
Sementara menurut Kepala Sekolah SRMA 11 Bandung Poltekesos Tintim Sri Supriharti, kurikulum sekolah rakyat akan mengadopsi kurikulum nasional. Sedangkan untuk kegiatan di asrama mengadopsi boarding school. "Kita 24 jam di sini, jadi mungkin ada beda (dengan sekolah biasa). Mungkin terbayangnya mirip mirip boarding school," kata dia.