REJABAR.CO.ID, BANDUNG----Untuk melayani 277 juta rakyat Indonesia, baru hanya tersedia 46.200 dokter spesialis. Hal itu, berdasarkan Data Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2023. Dengan jumlah tersebut, Indonesia masih memiliki kekurangan sekitar 31.481 dokter spesialis.
Untuk mengakselerasi kebutuhan dokter spesialis di Indonesia, Primaya Hospital Group menjalin kerja sama dengan Universitas Padjajaran Bandung terkait pemenuhan kebutuhan dokter spesialis. Kerja sama ini diwakili Dekan Fakultas Kedokteran Unpad, Prof Yudi Mulyana dan CEO Primaya Hospital Group, Leona A Karnali di Kota Bandung, Senin (12/2/2024).
Menurut Prof Yudi, ruang lingkup kerja sama ini mengadopsi konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi. Yakni, terdiri dari tiga kewajiban yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian Masyarakat.
Prof Yudi mengatakan, pihaknya mempunyai tanggungjawab meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Tak hanya di Bandung, melainkan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. "Kami siapkan sumber daya manusia. Masalahnya kan Fakultas Kedokteran itu tak punya wahana tempat maka kami jalin kerjasama baik dengan negeri maupun swasta," katanya.
Yudi menegaskan, pihaknya memberi pelayanan kesehatan berkualitas pada seluruh rakyat Indonesia.Ia berharap kerjasama ini bisa berjalan dengan baik.
"Dokter spesialis jauh lebih berkurang dan sangat terbatas Fakultas Kedokteran untuk menerima calon-calon dokter spesialis. Jadi, wahana harus diperluas dengan bekerjasama pihak swasta agar kami bisa menerima lebih banyak lagi," katanya
Faktor lainnya, kata dia, dokter di Indonesia ialah terkait regulasi penyebaran atau distribusi yang tak terurus. Produksi meningkat tapi tak dijamin dengan dokter yang ke daerah. "Idealnya itu satu kabupaten ada dua dokter spesialis," ujarnya
Sementara menurut CEO Primaya Hospital Group, Leona A Karnali, ada beberapa hal yang akan dikerjasamakan dengan Fakultas Kedokteran Unpad selain pemenuhan dokter spesialis. Yakni, program beasiswa dan penelitian.
Poin pertama, kata dia, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Primaya Hospital Group dapat memberikan bantuan biaya pendidikan program pendidikan dokter spesialis (PPDS) yang bermanfaat untuk pengembangan dokter spesialis di Indonesia.
Kemudian pada poin Penelitian dan Pengembangan, para dokter dapat melakukan penelitian di 16 jaringan Primaya Hospital Group yang tersebar di berbagai kota di Indonesia untuk pengembangan medis dan riset sesuai dengan kebutuhan penelitian dan rumah sakit.
"Kerja sama ini juga dapat membantu pemerataan dan persebaran dokter di Indonesia, khususnya pada kota-kota yang saat ini masih kekurangan dokter dan tenaga medis lainnya, dimana hal ini memenuhi poin ketiga yaitu Pengabdian Masyarakat," katanya
Ke depannya, kata Leona, para dokter yang mengikuti program ini akan ditugaskan di 16 jaringan rumah sakit Primaya Hospital Group yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia antara lain di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Selain tenaga medis yang lengkap dan profesional, seluruh rumah sakit Primaya Hospital juga dilengkapi dengan teknologi yang mumpuni, fasilitas yang bersih dan pelayanan yang aman, ramah, dan cepat.
"Besar harapan kami kerjasama ini dapat mendukung pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dokter khususnya dokter spesialis di Indonesia," katanya.