Senin 11 Mar 2024 10:19 WIB

Majalengka Mulai Masuki Masa Panen Raya, Ditargetkan Bisa Tekan Inflasi

Jika target gabah kering di Majalengka tercapai diharapkan tingkat inflasi akan turun

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Penjabat (Pj) Bupati Majalengka Dedi Supandi panen raya
Foto: Dok Republika
Penjabat (Pj) Bupati Majalengka Dedi Supandi panen raya

REJABAR.CO.ID,  MAJALENGKA-----Kabupaten Majalengka mulai memasuki masa panen raya padi. Hal itu diharapkan dapat menekan angka inflasi. Untuk inflasi tahun ke tahun atau year on year (y-on-y) Kabupaten Majalengka pada Februari 2024 terhadap Februari 2023 mencapai 3,05 persen.

Penjabat (Pj) Bupati Majalengka, Dedi Supandi mengatakan, dua daerah yang sudah panen raya di Kabupaten Majalengka adalah Kecamatan Leuwimunding dan Kecamatan Rajagaluh. Dia berharap, panen raya di daerahnya secara keseluruhan tidak mengalami kendala.

Baca Juga

‘’Semoga sampai akhir tahun nanti, target gabah kering di Majalengka tercapai sehingga tingkat inflasi akan turun,’’ ujar Dedi, akhir pekan lalu.

Dedi mengatakan, Kabupaten Majalengka pun terkenda dampak dari cuaca ekstrem dan El Nino. Kondisi itu telah menyebabkan pola tanam menjadi terlambat dan menimbulkan ancaman hama yang mempengaruhi produksi padi.

Pada tahun lalu, kata Dedi, panen raya digelar bulan Februari. Namun tahun ini, panen raya baru dimulai di bulan Maret dan akan guehingga akhir Juni. Untuk total hingga Sabtu kemarin, di Majalengka ada 567.081 ton produksi padi gabah kering. Dari jumlah itu, nantinya menghasilkan beras sekitar 451.000 ton. ‘’Dan Maret terevaluasi sudah kurang lebih di 20.100 ton,’” katanya.

Untuk hasil panen berupa gabah kering dari Majalengka, di antaranya dijual ke daerah tetangga seperti Kabupaten Sumedang dan Cirebon. ‘’Termasuk berasnya, ada yang dibawa ke Pasar Induk Cipinang Jakarta dan Bandung,’’ kata Dedi.

Sedangkan hasil gabah kering dari Majalengka ini, kata dia, di antaranya dijual ke kabupaten Sumedang dan Cirebon. ‘’Termasuk berasnya ada yang dibawa ke Pasar Induk Cipinang Jakarta dan Bandung,’’ imbuh Dedi.

Selain memuluskan hasil panen padi di tingkat petani, Pemda Majalengka pun melakukan sejumlah upaya dalam menyikapi inflasi seperti menggelar Gerakan Pasar Mur89o Lippoah (GPM) di beberapa titik kecamatan. Pemantauan secara langsung ke sejumlah Pasar di Majalengka juga terus dilakukan. ‘’Kemarin saya cek harga beras ada penurunan Rp 500 (per kilogram),’’ katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement